Asupan Modal Inti dari Pemda Kurang, Bank Lampung Cenderung Berpartner dengan Mega Corp

Kantor pusat Bank Lampung.

Bandarlampung, Warta9.com – Asupan modal inti dari Pemprov Lampung, Pemkab/Pemkot ke PT. Bank Lampung, masih kurang. Maka Bank Lampung harus mencari lagi tambahan modal inti. Ini sesuai dengan ketebtuan OJK No. 12/POJK.03/2020. Modal inti Bank Lampung pada akhir 2021 sebesar Rp2 Triliun dan sebesar Rp3 triliun pada tahun 2024.

Dari paparan Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat, di depan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, para pemegang saham, Komisaris pada Rapat Umum Penegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2021, di Novotel Bandarlampung, Kamis (16/9/2021), Bank Plat merah ini sedang mencari patner strategis Kelompok Usaha Bank (KUB).

Ada sejumlah bank yang sedang dijajaki yaitu; Bank DKI, Bank Jatim, BRI, Mega Corp. Tapi, dari paparan Dirut Bank Lampung, para pemegang saham lebih setuju melakukan partner strategis dengan Mega Corp.

Dalam partner strategis ini, Pemda Lampung tetap menjadi pemegang saham mayoritas di PT. Bank Lampung. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang memimpin langsung RUPSLB, juga setuju berpartner Mega Corp. Tapi masih perlu proses, sehingga memerlukan waktu.

Kenapa para pemegang saham lebih condong menjadi partner strategis KUB Mega Corp? Dipaparkan oleh Dirut Bank Lampung Presley Hutabarat, setelah dilakukan penjajakan, saham lebih kecil dari Pemprov Lampung maksimal share 26 persen. Sehingga Pemprov Lampung tetap menjadi pemegang saham terbesar.

Kemudian, Mega Corp bersedia menambah modal setor berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan. Pemegang saham yang lain tetap dapat menambah saham.

Kemudian dari Likuiditas dan Pendanaan, modal inti Bank jangkar dan KUB diestimasi Rp18 triliun sehingga BMPK Rp.1,8 triliun dapat membantu pembiayaan infrastruktur daerah. Skema bantuan likuiditas kepada Bank KUB. Seperti contoh Bank Sulutgo Rp.8 triliun dan Bank Sulteng Rp.2 triliun.

Dalam RUPSLB Bank Lampung, Gubernur mengatakan, bila pegawai Bank Lampung melalui PPKAR Sai Rasan bisa menambah modal inti sebesar Rp6,929,480,000. Maka pejabat di lingkungan Pemprov Lampung, pejabat Pemkab/Pemkot melalui Koperasinya dimungkinkan bisa ikut menambah modal Bank Lampung. Bila benar-benar direalisasikan, maka potensi penambahan modal inti dari koperasi ASN Pemprov dan Kabupaten/Kota jumlahnya cukup besar.

RUPSLB Bank Lampung kali ini, menjadi moment bagi para pemegang saham PT. Bank Lampung untuk memacu kinerja jajaran Direksi Bank milik daerah Lampung. Termasuk mencari solusi Modal Inti Bank Lampung, agar Bank Milik daerah ini tumbuh dengan baik.

Dalam RUPS yang disampaikan Direksi Bank Lampung disampaikan, hingga Agustus 2021 Modal Inti Bank Lampung baru Rp1,128.44 triliun. Dana ini meruoakan setoran modal dari pemegang saham.

Karena setoran dari pemegang saham Pemprov Lampung dan Kabupaten/Kota belum mencapai Rp2 triliun, maka jajaran Direksi Bank Lampung dan pemegang saham mencari langkah untuk menambah suntikan modal.

Salah satu langkah yang sedang dijajaki dengan mencari partner strategis Kelompok Usaha Bank (KUB). Ada sejumlah bank yang sedang dijajaki Bank DKI, Bank Jatim, BRI, Mega Corp.

Berikut Modal Setoran Pemegang Saham PT. Bank Lampung:
1. Pemprov Lampung : Rp.176,685,900,000
2. Pemkot Bandarlampung : Rp.25,000,000,000
3. Lampung Selatan : Rp25,000,000,000
4. Kota Metro : Rp23,081,450,000
5. Lampung Tengah : Rp21,347,230,000
6. Lampung Utara : Rp19,573,350,000
7. Lampung Barat : Rp15,707,720,000
8. Pringsewu : Rp11,500,000,000
9. Tanggamus : Rp11,388,640,000
10. Tulangbawang : Rp11,152,130,000
11. Way Kanan : Rp11,300,000,000
12. Mesuji : Rp9,263,530,000
13. Pesisir Barat : Rp8,500,000,000
14. Tulangbawang Barat : Rp6,000,000,000
15. Lampung Timur : Rp5,880,780,000
16. Pesawaran : Rp5,755,620,000
17. PPKAR Sai Rasan : Rp6,929,480,000.
Total : Rp394,064,830,000. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.