Yuhadi : Affan Tidak Obyektif Dalam Menilai Seseorang

Yuhadi, Ketua DPD Partai Golkar Bandarlampung.

Bandarlampung, Warta9.com – Kritikan Nizwar Affandi terhadap kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim, dinilai kurang berhasil yang dipublis salah satu media online, mendapat tanggapan keras dari Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandarlampung H. Yuhadi.

Kepada Warta9.com, Sabtu (13/11/2021), Yuhadi menyampaikan, penilaian Affan terhadap kinerja seseorang dinilai tidak obyektif. Layaknya seorang pengamat, kata Yuhadi dalam melakukan penilaian ada plus-minus. “Tapi, saudara Affan dalam menilai seseorang hanya melihat satu sisi. Jadi seorang pembaca sudah bisa menebak apa yang disampaikan. Sayang Affan tidak obyektif,” ujar Yuhadi.

Yuhadi lebih lanjut mengatakan, di musim pandemi Covid-19 tak dapat dipungkiri berdampak serius terhadap perekonomian, baik global, nasional maupun lokal (daerah). “Hampir semua kepala daerah merasa kesulitan dalam meningkatkan pembangunan karena hampir semua kekuatan fokus pada penangan pencegahan Covid-19. “Tapi Alhamdulillah di musim pandemi Covid-19 yang berlangsung dua tahun, Gubernur Lampung dan seluruh jajaran masih menunjukkan kinerja positif dengan berbagai indikator seperti peningkatan ekonomi, penghargaan dari pemerintah pusat dan sektor pertanian justru meningkat. Jadi, harus obyektif dalam menilai seseorang. Emangnya apa sih yang sudah diperbuat Affan untuk masyarakat Lampung,” tandas Yuhadi, manta LO Arinal-Nunik ini.

Lebih lanjut Yuhadi menyampaikan, dalam situasi darurat kesehatan akibat Pandemi Covid-19, menuntut pemerintah pusat dan daerah mengambil pilihan kebijakan dengan memprioritaskan penanganan Covid-19 seraya tetap mempertahankan aktivitas ekonomi masyarakat. Kepala Daerah dituntut untuk mengkombinasikan kebijakan. “Istilahnya, ada kombinasi Gas dan Rem. Sehingga pandemi tertangani dan ekonomi rakyat jalan,” kata Yuhadi, anggota DPRD Bandarlampung dua periode ini.

Mengabaikan faktor darurat kesehatan akibat Covid- 19, dalam menilai capaian kinerja pemerintah suatu daerah atau suatu negara akan membawa kepada penilaian yang kurang faktual atau kurang obyektif.

Dari sisi ekonomi, perkembangan ekonomi Lampung secara umum dapat dilihat dari aspek pertumbuhan, misalnya selama 5 tahun terakhir ini.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung lanjut Yuhadu, perkembangan pertumbuhan ekonomi provinsi Lampung sejak tahun 2017 tumbuh sebesar 5,03 %, tahun 2018 sebesar 5,35 % dan pada 2019 tumbuh sebesar 5,60 %, pada tahun 2020 terjadi penurunan pertumbuhan menjadi sebesar -3,58 % dengan adanya pandemi Covid-19. Adapun untuk Tahun 2021, pertumbuhan ekonomi triwulan (TW) II-2021 secara _q-to-q_, artinya membandingkan antara TW II-2021 dengan TW 1-2021.

Provinsi Lampung pada TW II-2021 tumbuh 5,03%, membaik dibandingkan dengan kondisi TW I-2021 yang mengalami pertumbuhan -2,10%. Pertumbuhan TW II-2021 secara _q-to-q_ Provinsi Lampung paling tinggi di Sumatera yaitu sebesar 6,69%. Hal ini memberikan indikasi umum bahwa program yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Lampung.

Pertumbuhan ekonomi TW II-2021 secara y-on-y, artinya membandingkan kondisi TW II (April-Juni) 2021 dengan TW II (April-Juni) 2020. Pertumbuhan Ekonomi Lampung Triwulan II-2021 tumbuh sebesar 5,03%.

Ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan III-2021 terhadap triwulan sebelumnya (_q-to-q_) mengalami pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Sementara itu, Ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 ( _y-on-y_ ) mengalami pertumbuhan sebesar 3,05 persen, dan ekonomi Provinsi Lampung sampai dengan triwulan III-2021 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 ( _c-to-c_ ) mengalami pertumbuhan sebesar 2,04 persen.

Terlihat bahwa pada tahun 2020 angka pertumbuhan sebesar -3,58 %, mengkonfirmasi adanya fakta, bahwa Covid-19 sangat mempengaruhi kondisi perekonomian.

Namun demikian perekonomian Lampung pada Triwulan II dan III menunjukkan indikasi perbaikan dengan tetap fokus pada penanganan Covid-19, salah satunya ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Triwuan II terbaik di Sumatera.

Dengan prioritas kebijakan pada penanganan Covid-19 dan perlindungan sosial baik secara nasional dan daerah di Indonesia, termasuk Lampung, maka fokus penganggaran diprioritaskan pada penanganan Covid-19. Hal ini mendorong Pemerintah Provinsi Lampung seperti halnya daerah lain juga dituntut untuk lebih menajamkan prioritas, selain untuk sektor kesehatan juga diarahkan untuk sektor – sektor yang diperkirakan mampu membangkitkan perekonomian.

Dengan kondisi fiskal yang relatif terkendala, maka tentu memerlukan penyesuaian rencana kerja pemerintah daerah, bahkan pemerintah pusat mendorong adanya revisi atau penyesuaian RPJMD yang juga memerlukan penyesuaian atau perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Sektor pertanian di Lampung merupakan sektor yang penting, oleh karenanya kebijakan di sektor pertanian menjadi salah satu prioritas utama. Berbagai upaya mendorong sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, mulai menunjukkan hasil positif. Sebagai bukti, pemerintah pusat memberikan apresiasi dan penghargaan Abdi Bakti Tani kepada Provinsi Lampung yang dinilai berhasil dalam peningkatan produksi padinya yaitu terbaik se-Indonesia. Dari produksi sebesar 2,5 juta ton di tahun 2019-2020 meningkat menjadi 2,7 juta ton.

Selain itu, perekonomian Lampung juga terbantu dengan cukup baiknya nilai investasi yang masuk ke Lampung.

Sesuai data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Lampung, pada semester pertama 2021 nilai investasi di provinsi Lampung mencapai sebesar 8,79 triliun atau 81,38 persen dari target 10,8 triliun. Kondisi ini mengindikasikan, Lampung sebagai provinsi ramah investasi walaupun dalam situasi pandemi.

Sementara itu, situasi umum ketenagakerjaan di Lampung tergambar dari angka pengangguran terbuka dan angkatan kerja.

Bila menuruk pada Merujuk data BPS Provinsi Lampung tahun 2021, kata Yuhadi, bahwa kondisi Tingkat Pengangguran Terbuka Lampung pada periode bulan Agustus 2020 – Agustus 2021, Jumlah Angkatan kerja 2021 di Provinsi Lampung sebanyak 4,494 juta orang dan Jumlah Angkatan kerja Agustus 2021 sebanyak 4,494 juta orang. Jumlah angkatan kerja bertambah 5.270 jiwa.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2020 sebesar : 4,67% (jumlah penganguran sebanyak 209,57 ribu orang). Tingkat Pengangguran Terbuka Agustus 2021 sebesar 4,69% (jumlah pengangguran sebanyak 210,63 ribu orang). Angkat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dihitung berdasarkan jumlah pengangguran dibagi dengan Jumlah Angkatan kerja.

Pertambahan orang yang bekerja/pertambahan Lapangan pekerjaaan meskipun di kondisi Pandemi adalah 4.210 jiwa atau 4.210 lapangan pekerjaan baru yang tercipta selama Agustus 2020 sampai dengan Agustus2021. Hal ini dilakukan melalui upaya program kegiatan pembangunan ekonomi daerah terutama di sektor pertanian serta sektor perindustrian, perdagangan, pariwisata serta program peningkatan daya saing UMKM dan tenaga kerja.

Terkait dengan nilai tukar petani atau NTP, menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kusnardi mengatakan bahwasanya Nilai Tukar Petani (NTP) bukan suatu ukuran yang menggambarkan kesejahteraan petani.

NTP lebih mencerminkan kondisi kelimpahan atau kelangkaan suatu produk pertanian. Kalau NTP tinggi, kita melimpah barang. Kalau NTP rendah, barang kita kurang. Dengan demikian, untuk sektor pertanian, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dan efisiensi pemasaran.

Semakin efisien pemasaran maka margin yang dinikmati petani jauh lebih besar walaupun harganya rendah, semakin tinggi produktivitas berarti semakin rendah biaya produksinya, maka, walaupun NTP nya rendah, petani tetap dapat menikmati, karena produksinya tinggi.

Tentu saja, kata Yuhadi, dalam situasi yang kurang menguntungkan akibat pandemi Covid-19, pemerintah daerah di Indonesia, ternasuk Lampung, dituntut untuk lebih efisien dalam penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya pembangunan lainnya, agar penanganan Covid-19 menunjukkan keadaan yang relatif terkendali sekaligus tetap menjaga tumbuhnya aktivitas ekonomi masyarakat. Dan saat ini, seiring melandainya penularan Covid-19, pertumbuhan ekonomi Lampung mulai terlihat. “Dan saya optimis, bila pandemi berakhir, pertumbuhan ekonomi Lampung akan meningkat tajam dan pembangunan di daerah akan dirasakan masyarakat,” tambah Yuhadi. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.