Nasrullah Yusuf, Rektor Universitas Teknokrat Jadi Motivator Seminar Nasional Kewirausahaan

HM. Nasrullah Yusuf, Rektor Universitas Teknokrat Indonesia.

Bandarlampung, Warta9.com – Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE, MBA, menjadi Motivator Seminar Nasional Kewirausahaan tentang “Kiat Mewirausahakan LKP di Masa Pandemi menuju Era 4.0”

Selain Nasrullah Yusuf, sejumlah pembicara nasional menjadi narasumber dalam seminar ini yaitu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, M.Sc, Ph.D. Direktur Kursus dan Pelatihan, Dr. Wartanto, Eko Hendro Purnomo, S.Sos (Pengusaha/Anggota Komisi VI DPR RI).

Nasrullah Yusuf juga Wakil Ketua Wantim Forum Rektor Indonesia (FRI) ini, mengangkat Thema “Kiat Sukses Merintis Usaha”. Ia menceritakan sejarah berdirinya Universitas Teknokrat Indonesia yang dirintis dari sebuah lembaga kursus dengan menggunakan ruko hingga berdiri sebuah Universitas Teknokrat Indonesia seperti saat ini.

Nasrullah menyampaikan, Kewirausahaan merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan bisnis sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan bisnis baru atau dengan pendekatan yang inovatif. Sehingga bisnis yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan dan persaingan.

Nasrullah Yusuf juga Ketua Umum DPP HISPPI PNF ini menyampaikan, Kata Kunci Kewirausahaan yaitu ; Pengambilan resiko, menjalankan bisnis sendiri. Memanfaatkan peluang-peluang. Menciptakan bisnis baru, pendekatan inovatif dan mandiri.

Terkait kreativitas dan inovasi
dalam memenuhi kebutuhan pasar, Nasrullah Yusuf menyampaikan 8 P’S yaitu ; Program, Price, Promotion, Place, Physical Evidence, People, Process dan Prestige.

Nasrullah juga menyampaikan, dalam bisnis tentunya banyak kendala sehingga bisnis tidak berkembang. Penyebabnya, inovasi yang lamban. Penerapan modal yang kurang baik, marketing belum mengalami perkembangan, target yang tidak optimal. Kemudian, SDM kurang numpuni, kurangnya evaluasi, kurang mempelajari kondisi market, tidak mempelajari kompetitor dan tidak mahir di dunia digital.

Nasrullah Yusuf juga Direktur LKP LPBM Teknokrat, menyampaikan perlunya seorang pengusaha memperhatikan kebutuhan konsumen. Karena itu sangat penting untuk jesuksesan bisnis.

Dapat menciptakan produk yang tepat sasaran, Produk yang dijual mempunyai ciri khas, adanya nilai tambah pada setiap produk, memudahkan penyusunan strategi bisnis. Dapat menciptakan produk yang tepat sasaran, Konsumen sebagai penentu kesuksesan.

Pada era sekarang ini, Indonesia sudah masuk pada periode bonus demografi (2020 s.d. 2030). Dengan ditandai jumlah usia produktif antara 15-64 tahun mencapai 70 persen dari total
penduduk Indonesia. Bonus demografi ini dapat berubah menjadi bencana demografi yaitu kondisi dimana negara masuk pada jebakan negara berpendapatan rendah (middle income trap) pasca periode bonus demografi. Bencana demografi dapat terjadi apabila sumber daya manusia usia produktif tidak dimanfaatkan secara optimal. Kondisi ini tercermin pada tingginya angka pengangguran khususnya tingkat penggangguran pada usia muda (15-24 tahun).

Ditambah lagi dengan bencana pandemi Covid-19 yang merebak pada awal tahun 2020 memperburuk kondisi ekonomi Indonesia. Karenanya dibutuhkan terobosan yang jitu untuk menjalankan usaha.

Seminar ini bertujuan mendorong LKP untuk membuka peluang-peluang usaha sesuai dengan jenis ketrampilannya. Meningkatkan performa/keberadaan LKP menjadi lebih mandiri dengan membuka usaha/unit produksi melalui teaching factory yang sekaligus memperkuat system penyelenggaraan pelatihan
dan pembelajaran serta layanan kepada masyarakat. Meningkatan kemampuan para pengelola dan instruktur LKP dalam mengelola program PKW. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.