7 Warga Banjarejo Terserang Virus, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan

Batanghari, Warta9.com – Masyarakat Desa Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur resah menyusul adanya sejumlah warga yang terserang demam virus.

Sugiono warga dusun Melati Desa Banjarrejo mengatakan, tiga orang anggota keluarganya saat ini di rawat di RS Umum A. Yani Metro disebabkan sakit demam dengan panas yang cukup tinggi.

“Tiga orang anggota keluarga kami terserang demam dengan suhu badan yang tinggi gejalanya mirip dengan DBD. Tetapi hasil laboratorium kesehatan dari rumah sakit menunjukkan ketiganya terserang demam virus. Kami mohon perhatian dari pemerintah dan Dinas kesehatan agar penyebaran penyakit tersebut tidak meluas,” kata Sugiono.

Senada juga di katakan, Sukirmanto, warga dusun Mawar, dua anggota keluarganya juga terserang penyakit tersebut dan saat ini telah empat hari di rawat di rumah sakit.

“Kami masih awam dengan penyakit ini, kami khawatir kalau anggota keluarga kami terkena DBD, kami berharap agar ada perhatian dari instansi yang berwenang,” ujarnya.

Saat ini lebih dari tujuh orang warga desa Banjarrejo yang di rawat di rumah sakit terserang demam virus, Wagiran (67), Siti Ngaisah (63), Supriyadi (41) ketiganya satu keluarga,  Ida (47) dan anaknya, Bima (17) dan sebelumnya Anton (37) saat ini sudah pulang kerumah setelah lebih dari satu minggu di rawat di rumah sakit.

Kepala bidang pencegahan dan pembrantasan penyakit Dinas Kesehatan kabupaten Lampung Timur,  Sartono, mendampingi Plt Kadis Kesehatan,  Nursyamsu, mengingatkan agar masyarakat dapat menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) terlebih memasuki musim panca roba.

“Demam virus itu di sebabkan oleh serangan virus liar,  dimana sistim kekebalan tubuh yang diserang oleh sebab itu masyarakat harus menerapkan PHBS di lingkunganya. Istirahat yang cukup dan asupan gizi yang cukup agar tidak terserang virus tersebut,” kata Sartono.

Lebih jauh Sartono menjelaskan gejala awal yang tampak dari penderita mirip sekali dengan DBD atau tifus, oleh karenanya hasil uji laboratorium kesehatan yang nantinya menjelaskan.

“Gejala awal mirip sekali dengan penderita DBD ataupun tifus, biasanya diawali dari suhu badan yang tinggi dan demam. Sehingga kita akan khawatirkan kalau kita terkena DBD. Oleh sebab itu kami menyarankan apabila ada warga yang menderita dengan gejala tersebut segera meminta pertolongan tenaga medis,  baik Puskesmas ataupun Rumah Sakit,” lanjutnya.

Sartono mengharapkan apabila ada warga yang terkena dbd agar segera melaporkan kepada bidan desa atau Puskesmas setempat agar segera ada tindakan dari dinas kesehatan.

“Peran aktif masyarakat sangat kami harapkan untuk menangulangi penyebaran penyakit. Khususnya DBD, dengan melaporkan kepada petugas kesehatan apabila di temukan warga yang positif terkena DBD agar segera ada tindakan dari kami,” urainya.

Dilanjutkannya, memasuki musim pancaroba, daerah endemis DBD harus ekstra waspada,  sebab biasanya kasus DBD tersebut biasanya selalu muncul.

“Desa Banjarrejo merupakan salah satu endemis DBD. Oleh sebab itu kami berharap warga dapat wapada dengan menerapkan pola hidup sehat, dan segera membersihkan lingkungan melalui program pembrantasan sarang nyamuk (PSN),” pungkasnya. (W9-joko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.