Ajak Kaum Muda, Greenpeace Gelar Festival Energi Ramah Lingkungan di PLTU Culukan Bawang

Denpasar, Warta9.com – Menindaklanjuti protes terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Desa Celukan Bawang, Kacamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Greenpeace bersama menggelar festival energi ramah lingkungan.

Acara bertakjub Summer Festival ini diselenggarakan pada 23 sampai dengan 25 Agustus 2019. Tujuannya untuk mengajak generasi muda mempopulerkan penggunaan energi terbarukan dan mengakhiri era batu bara.

Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Satrio Swandiko, Rabu (21/8) menjelaskan, seluruh acara akan menggunakan 100% energi terbarukan. Bentuk kegiatan berupa konser, workshop, melibatkan jejaring komunitas Jawa – Bali.

“Bersamaan dengan penyelenggaraan festival juga telah dirilis sebuah album berjudul Senandung Energi Bumi. Sebanyak 13 musisi indie tanah air dilibatkan dalam rilis melalui platform digital seperti Joox, Spotify, dan iTunes,” ujarnya.

Disebutkan, salah satu musisi yang terlibat dalam acara ini Ian dari Zat Kimia Band (ZKB) karena senang diajak berkolaborasi. Kebetulan tema lagu pihaknya sangat dekat dengan pelestarian alam, sehingga dalam album tersebut ZKB menyumbang lagu berjudul ‘Aku’ yang liriknya tentang perenungan atas keserakahan manusia yang ingin munguasai alam seutuhnya.

Terkait diadakan festival Swandiko mengaku, ini inisiatif datang dari masyarakat Celukan Bawang yang merasakan dampak penggunaan energi kotor batu bara. Yang mana saat PLTU batu bara Celukan Bawang tahap 1 beroperasi sejak 2015 telah meminggirkan penghidupan nelayan serta petani kelapa dan mencemari laut dan udara di Bali.

Meski demikian, PLTU Celukan Bawang tahap II sedang direncanakan untuk memiliki kapasitas 2 x 330 Megawatt atau hampir dua kali lipat dari tahap I, yaitu 3 x 142 Megawatt. Dengan kapasitas sebesar itu, maka PLTU tersebut akan menghasilkan polusi udara serta dampak merugikan yang lebih besar bagi masyarakat dan ekosistem di Bali.

Sementara terhadap gugatan untuk pembatalan ijin pengembangan PLTU itu sendiri sudah sampai di tingkat kasasi. Kendati sejauh itu, Swandiko mengaku khawatir jika gugatan itu kandas. Namun, kata dia, hanya Gubernur Bali Wayan Koster yang telah menegaskan komitmen untuk menghentikan ekspansi PLTU batu bara dan beralih ke energi bersih.

“Komitmen Gubernur ini harus segera diwujudkan, dengan menyelesaikan peraturan gubernur mengenai energi bersih. Bali harus menjadi percontohan energi terbarukan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi,” tandasnya. (W9-soni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.