Aktivis Ormas : Lompatan Figur ‘Kuda Hitam’ Jangan Dianggap Sepele

SEKRETARIS daerah (Sekda) merupakan jabatan penting dan strategis dalam sebuah pemerintahan di daerah, baik untuk level kabupaten, kota, maupun provinsi. Tidak aneh jika jabatan ini menjadi incaran bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkarier di lingkungan pemerintahan daerah.

Menurut Aktivis Organisasi Masyarakat Kabupaten Tulangbawang Barat, Zulkarnain Djafar, keberadaan aparatur sipil negara (ASN) harus dipastikan benar-benar bebas dari intervensi kepentingan politik. Orientasi utama ASN adalah memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

Dengan demikian, ASN dituntut profesional. Menurut Zulkarnain, jabatan Sekda sering dikaitkan dengan kepentingan politik. Bahkan, tidak jarang para politikus ikut ikutan bermain menentukan calon.

Dalam posisi ini terkadang ASN yang digadang- gadangkan sebagai kandidat menjadi tidak nyaman dan serba salah. Bahkan, tidak jarang ada juga ASN yang akhirnya ikut terjebak dan terjerumus dalam permainan kotor.

“Biarkan ASN bekerja secara profesional dalam mengelola pemerintahan, sehingga mereka bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara maksimal. Karier ASN bukan ditentukan oleh kaum politikus,” candanya, saat berbincang dengan warta9.com, Jumat (4/9).

Menurutnya, sekretaris daerah berperan penting dalam membantu tugas bupati selaku kepala daerah, terkait hal itu bupati memiliki hak penuh untuk menentukan pilihanya terkait siapa diantara nama hasil seleksi yang akan menduduki kursi panglima ASN itu.

Namun, Zulkarnain berharap, sosok sekretaris daerah difinitif yang akan menggantikan posisi Herwan Sahri tersebut, di ambil dari pejabat yang memang ada di Tubaba, dan sudah lama mengabdikan diri di wilayah ini.

Ditengah hiruk pikuk itu, satu nama inisial P, dicetuskan Zulkarnain. Nama itu, lanjutnya, menoreh atensi positif dari berbagai kalangan sebagai calon paling kuat untuk menduduki posisi kursi divisi Baperjakat meski lelang jabatan masih dalam proses.

Untuk itu, dia menorekan harapan kepada P, agar bisa menduduki kursi orang nomor 3 sebagai Sekda difinitif. Dia mengaku meski masih malu-malu atau senyap, namun tidak sedikit dukungan dari berbagai pihak mengalir terhadapnyam

Hal ini, katadia, sejalan dengan gaya senyap (P) yang belum terendus isu dirinya bakal maju menjadi salah satu kontestan. Namun dia berujar, sebagian ASN di daerah itu tetap meyakini salah satu pajabat terbaik itu bakal maju bertarung mengikuti seleksi terbuka (assessment) mengisi posisi jabatan Sekda Tulangbawang Barat difinitif.

Dia juga yakin, P dalam memimpin akan menorehkan langkah menuju perbaikan ruang lingkup roda pemerintahan. Meski tampak santai, namun dia menyebut, P sangat cerdas dan peka mengamati situasi untuk melangkah dan memutuskan sesuatu sesuai nurani-nya.

“Gayanya senyap, cerdas dan tidak tergopoh- gopoh dalam mengambil keputusan. Tetapi dia (P) sangat peka mengamati situasi di sekelilingnya. Dia dingin, santun tapi terarah,” bisik Zukarnain melontarkan pendapatnya.

Terkait hal itu dia mengibaratkan permainan catur, diantara semua perwira yang berdiri di belakang prajurit, kudalah yang paling berbahaya. Meski langkahnya terbatas, namun ia sangat mengancam karena memiliki kelebihan melompat di posisi lawan dan kawan sekaligus.

Hal serupa tidak bisa dilakukan oleh perwira manapun bahkan perdana mentri yang memegang kendali tertinggi sekalipun. Keisitimewaan itu membuat kuda menjadi senjata yang sangat mematikan, terutama saat-saat kondisi terakhir dan terjepit. Ia menjadi ancaman yang tak bisa diperhitungkan.

Lantas, bagaimana dengan kuda hitam? Kuda hitam, lanjutnya, mengesankan sifat misterius dan tak terduga. Kuda ini merupakan kompititor yang sepak terjangnya serba gelap dan misterius, namun memiliki peluang luar biasa sehingga berpotensi menang secara tak terduga.

Dalam istilah ini, kuda hitam merupakan sebutan bagi seorang calon atau kandidat yang tidak begitu populer, namun tiba-tiba namanya mencuat, mejelit dan meroket sebagai kandidat di luar dugaan, yang mampu memenangi pertarungan.

“Seorang kandidat yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan, dengan tiba-tiba menyodok di akhir permainan atau mendadak memiliki hasil yang memuaskan,” ujar Zulkarnain, sambil menyeruput segelas kopi.

Lalu saya bertanya, apa yang membuat posisinya menang? Dia menjawab, “Seorang calon harus pintar memanfaatkan situasi yang menggangapnya berasih, lugu dan “tertindas” serta terpinggirkan,” kata pria paruh baya ini.

Kemudian, kondisi itu dia manfaatkan untuk meramu strategi dan memainkan peran mematikan, tentu hal ini bakal menjadi kuda hitam bagi calon lainya. Kuda hitam memang misterius. “Hal yang tidak disangka-sangka bisa saja terjadi,” tandasnya. (W9-jon)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.