Anggota DPR RI Hanan A Rozak Dialog dengan Peneliti BPTP Lampung

Anggota DPR RI Hanan A Rozak melakukan kunjungan kerja dan dialog dengan peneliti BPTP Lampung. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.comAnggota Komisi IV DPR RI Ir. H. Hanan A Rozak, MS, melakukan kunjungan kerja ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung, Senin (7/3/2022).

Hanan Rozak didampingi Kepala BPTP Lampung Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si, melakukan dialog dengan para peneliti, penyuluh dan pegawai BPTP Lampung.

Kunjungan Hanan Rozak ke BPTP menang sangat ditunggu pegawai BPTP. Sebab, saat ini para peneliti di BPTP yang selama ini di bawah Kementerian Pertanian. Tapi mulai 2022, para peneliti bertransformasi ke Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Sehingga BPTP Lampung saat ini tidak memiliki peneliti.

Hanan Rozak anggota DPR RI dari Partai Golkar mengatakan, BPTP Lampung mempunyai lahan cukup luas di Lampung, yang berlokasi di Natar sekitar 62 hektar.

Karena BPTP mempunyai lahan yang cukup luas, maka jangan sampai ada lahan yang kosong dan perlu dimanfaatkan.

Hanan datang ke BPTP ingin melihat langsung persoalan di BPTP termasuk peneliti yang tadinya di BPTP akan bertransformasi ke BRIN. Beberapa persoalan yang dialami pegawai di BPTP akan disampaikan ke Kementerian.

Hanan Rozak juga melakukan dialog dengan para peneliti di BPTP. Banyak yang disampaikan oleh para peneliti terkait pertanian di Lampung.

Robert, peneliti BPTP menyampaikan, saat ini ada sekitar 70 pabrik singkong di Lampung. Namun, dari pabrik yang ada masih banyak yang tidak operasi karena luas areal singkong berkurang. Sehingga banyak pabrik singkong yang tidak operasi.

Sementara itu, menyangkut kedelai. Peneliti menyarankan kedelai hasil penelitian benih kedelai hendaknya sesuai iklim tropis. Karena banyak bantuan kedelai tidak diambil petani karena iklimnya tidak sesuai.

Sementara itu, mengenai lada, pemerintah daerah Provinsi Lampung perlu kembali menggiatkan tanaman lada bila ingin kejayaan lada Lampung kembali terwujud. Bantuan bibit lada yang akan dibagikan ke petani menurut peneliti masih sangat sedikit kurang menendang kalau ingin membangkitkan Lampung Tanah Lado.

Selain itu, peneliti BPTP juga menyampaikan, bahwa tanaman Fanili mempunyai prospek yang sangat bagus. Sayangnya, kurang dikembangkan. BPTP Lampung masih mempunyai Fanili. Harga Rp6 juta/Kg, satu hektar bisa Rp1 miliar.

Sementara peneliti lainnya, Erna mengatakan, pendataan dan pendaftaran tanaman yang khas daerah Lampung perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Sehingga jenis tanaman khas Provinsi Lampung tidak diakui oleh daerah lain.

Sementara itu, Kepala BPTP Lampung Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si, menyampaikan jumlah ASN di BPTP Lampung sebanyak 78 orang, ditambah dengan tenaga honor sehingga total 113 pegawai.

BPTP punya tiga kebun dengan luas 62 hektar tersebar di tiga lokasi, Natar dan di Tegineneng.

BPTP Lampung lanjut Jekvy Hendra, belum bisa menyusun program TA 2022, karena adanya tranformasi peneliti pindah ke BRIN. Sehingga ada
21 peneliti di BPTP memilih pindah ke BRIN.

Untuk sementara para peneliti menempati gedung yang sama. “Untuk saat ini rasa masih menyatu di Kementerian pertanian,” ujar Kepala TU BPTP Lampung.

Tugas pokok penelti dan penyuluh pertanian melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. (W9-jam)

 

 

 

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.