Bagaimana Media Harus Bertindak di Massa Pendemi

Oleh : Ade Jaya Permana
(Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri Metro)

Media sosial merupakan media penyebaran yang sangat rawan. Hal ini dikarenakan filter dari informasi itu sendiri merupakan sang pengguna media sosial. Hal ini memberikan pandangan bahwa media massa 50% benar 50% disetir tergantung media.

Media massa sebagai jembatan informasi kepada masyarakat. Seharusnya menampilkan informasi sejelas jelasnya dan tidak hanya dari satu sudut pandang. Media massa memegang peranan krusial dalam kestabilan sosial.

Sebagai sumber informasi, yang pertama tentunya media massa tidak boleh melupakan kewajiban utamanya untuk mengedukasi masyarakat.

Tidak hanya dengan memberikan data statistik korban COVID-19, edukasi yang dimaksud juga termasuk mengkomunikasikan penelitian dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Media juga berperan penting dalam membentuk persepsi dan keputusan publik tentang kesehatan.

Maka kepiawaian media dalam menyampaikan informasi yang mencerdaskan masyarakat terkait COVID-19 akan mempengaruhi keputusan publik terkait peningkatan kesehatan.

Optimisme publik juga harus dibangun lewat media. Informasi terkini memang harus disampaikan. Namun mari tetap berimbang dalam pemberitaan. Misalnya berita kenaikan jumlah pasien teridentifikasi positif dapat diimbangi dengan kabar naiknya jumlah pasien yang sembuh.

Kedua, media harus mampu meredam stigma negatif dan diskriminasi lewat pemberitaannya. Poin ini nampaknya harus diperhatikan bukan hanya oleh media nasional, tetapi juga media internasional.

Tidak hanya terkait ras, menghormati privasi pasien dalam pemberitaan nampaknya jadi cara yang dapat ditempuh guna meredam diskriminasi. Di tengah kekalutan seperti ini, identitas privasi pasien menjadi buruan kepala-kepala penasaran masyarakat.

Rasanya media tidak perlu memanfaatkan situasi sekedar untuk menaikan rating pemberitaan namun berimbas pada kekhawatiran berlebih masyarakat.

Yang ketiga, media tidak boleh lupa untuk memposisikan diri sebagai sarana kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik, dalam hal ini terkait COVID-19. Sudah selayaknya media massa bersatu dalam keberpihakan pada kepentingan publik.

Dengan kekuatan yang sedemikian besar, media mampu menjadi jembatan untuk mendorong pemerintah agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berdampak positif sekaligus mengedukasi masyarakat sendiri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.