Bupati Parosil Apresiasi Pameran dan Kontest Bonsai di Lambar

Liwa, warta9.com – Pameran dan kontest bonsai tingkat nasional yang digelar Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Lampung Barat, mendapatkan apresiasi tersendiri dari bupati Lambar Hi. Parosil Mabsus, pada saat rapat koordinasi (Rakor) Pengendalian Operasional Pembangunan (POP) di Aula Kagungan Sekretariat Pemkab Lambar, Selasa (16/7/19).

Secara tegas, Parosil mengakui bahwa penyelenggaraan pameran dan kontest bonsai yang mampu mendatangkan peserta dari luar daerah, khususnya dari Pulau Jawa dan Sumatera telah mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kebun Raya Liwa (KRL) tempat dimana diselenggarakannya event tersebut.

“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan pameran dan kontest bonsai tingkat nasional yang diselenggarakan, ini telah mampu menarik wisatawan untuk berkunjung,” ungkap Parosil.

Tak kalah penting, dengan diselenggarakannya pameran dan kontest bonsai tingkat nasional tersebut menurutnya telah mampu memacu ekononomi kreatif di kabupaten setempat, dan tanpa membebankan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Lambar.

“Event tersebut sudah mampu memacu ekonomi kreatif tanpa pemborosan ABPD, karena itu sekali lgi saya mengapresiasi atas terselenggaranya pameran dan kontest bonsai tersebut,” kata dia lagi.

Terpisah, Ketua PPBI Lambar dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak,  yang telah mendukung pelaksanaan pameran dan kontest bonsai sebagai salah satu bentuk upaya PPBI Lambar dalam mendukung pemerintah daerah dalam mempromosikan destinasi wisata, serta mendukung terwujudnya Lambar sebagai kabupaten konservasi.

“Event ini juga tidak hanya sebatas wadah menyalurkan hobi, namun bentuk dukungan kami terhada pemerintah daerah dalam mempromosikan potensi yang ada, mulai pariwisata serta untuk menumbuh kembangkan ekonomi kreatif di kabupaten ini,” katanya.

Menurut dia, para pencinta seni bonsai yang tergabung dalam PPBI Lambar sudah sekitar 200 orang, yang tersebar di 15 kecamatan di kabupaten setempat, selain memang sudah memiliki koleksi bonsai mulai dari bakalan hingga sudah memiliki klas, para seniman bonsai di Lambar juga sudah banyak melakukan budidaya tanpa merusak hutan, dan menjadi salah satu mata pencaharian tambahan.

“Selain itu dengan adanya kontest dan pameran yang digelar juga mampu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjual pot, hong (tempat pot), pupuk, kawat bonsai dan lain-lain, belum lagi yang mampu memanfaatkan momen untuk menjual bonsai bakalan hasil budidaya, sehingga secara langsung ini berdampak terhadap perekonomian masyarakat kita,” ujarnya.

Sekadar diketahui pameran dan kontest bonsai tersebut digelar sejak 4 Juli lalu, dan berakhir hari ini, Selasa (16/7), dengan jumlah kunjungan diperkirakan mencapai 6000 orang, berasal dari berbagai daerah. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.