Carut Marut, Sambungan Baru Listrik Jadi Ajang Pungli, PLN Dilaporkan ke Ombusman

Tulang Bawang, Warta9.com – Carut marut permasalahan listrik Perusahaan Listrik Negara(PLN) di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung nampaknya masih belum juga menemukan penyelesaian yang baik oleh pihak PLN tersebut.

Bahkan hingga maraknya pungutan liar diluar biaya pendaftaran yang sesuai dengan prosedur sambung baru PLN, diduga kuat menjadi penyebab utama terhambatnya realisasi pemasangan alat pengukur dan pembatas arus listrik di rumah-rumah warga.

Perwakilan warga dari Kampung Bumi Dipasena Jaya dan Bumi Dipasena Mulya menyerahkan berkas laporan pengaduan ke pihak Ombusman RI Perwakilan Lampung, Kamis (10/09/2020).

Salah perwakilan warga dari Kampung Bumi Dipasena, Jaya Lasri menengaskan dirinya dan ratusan warga lainnya yang tersebar di delapan Kampung di areal pertambakan Bumi Dipasena, telah membayar biaya sambung baru langsung ke PLN melalui ATM dan kantor POS terdekat sejak bulan April 2020, warga disini banyak yang mendaftar secara online sesuai dengan apa yang disosialisasikan pihak PLN pada bulan Januari lalu.

Akan tapi setelah diikuti prosedurnya sampai hari ini pun KWH meteran belum juga di pasang, sehingga carut marutnya pemasangan KWH meter tersebut yang terjadi di Dipasena ini sangat terasa bagi warga tidak mampu.

“Seolah harus membayarkan uang senilai Rp 700 ribuan ke pihak yang tidak jelas, dengan mengatakan KWH meteren warga dapat Dipasang dalam waktu kurang dari satu bulan,” ucap Lasri, melalui pesan WhastApp kepada warta9.com, Jum,at (11/09/2020).

Sementara PLN sendiri mengatakan jika biaya sambung baru itu jumlahnya sesuai dengan yang tertera di website pendaftaran, namun pada kenyataannya jika tidak mampu menambah biaya, sampai berbulan-bulan KWH meteran tidak juga dipasang dan tidak tidak jelas ada dimana.

“Masalah listrik PLN di areal pertambakan Bumi Dipasena telah terjadi sejak tahun 2011 lalu, mulai dari persoalan status lahan yang membuat tiang PLN baru bisa masuk ke pemukiman warga di tahun 2019, jaringan kabel yang membahayakan rumah warga karna terkesan di kerjakan secara asal-asalan hingga maraknya pungutan liar terkait KWH meteran,” ujar dia.

Untuk itu, warga berharap pemerintah di semua lini terkait, memberi perhatian lebih terhadap permasalahan listrik yang terjadi di Bumi Dipasena, karna kebutuhan listrik untuk usaha budidaya udang sebagai penopang ekonomi ribuan keluarga di pesisir timur lampung tersebut.

“Saat ini sedang dipacu untuk mengejar produksi nasional sangat bergantung pada manajemen pengelolaan listrik yang baik,” harapannya kepada PLN. (W9-Wan)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.