Dampak Covid-19, dr. Wahdi Menyapa Indonesia, Hingga Akhir 2020 Masa Perjuangan

dr. Wahdi Sirodjuddin

Metro, Warta9.com – Dengan tatapan keyakinan teguh, pria kelahiran asli Metro, Lampung tahun 1967 berucap, “saya perkirakan sampai akhir tahun 2020 ini, untuk kembali ke suasana kehidupan normal masih tetap masa perjuangan!” Tatapan dan keyakinannya itu, bukan sebuah lamunan kosong. Pria yang sangat enerjik ini, selalu bergerak dalam banyak kegiatan yang ada dalam interaksi sosial kemasyarakatan. Dia tak pernah coba-coba dalam pekerjaannya itu sebagai implementasi filosofi kehidupannya sejak muda.

Kesibukannya yang penuh tantangan itu ternyata soal ibadah masih menjadi nomor satu di setiap langkah ia memulai pekerjaannya. Bersama pria berkkulit putih bersih dan akrab menyapa ramah ini waktu tidak terasa, seakan sehari hanya satu jam saja. Pria yang sekarang sering menjadi topik trending pembicaraan di berbagai forum formal, sosial, atau profesi ini lagi-lagi adalah sosok pria sederhana yang sangat mencintai keluarganya. Lalu, dari sekian tips dan layanan gratis yang ia berikan kepada masyarakat. Tentu, pandangannya tentang sesuatu selalu didasari oleh ilmu pengetahuan, logika dan sebab akibat suatu persoalan yang muncul.

“Menurutnya, semua sudah ada di dalam Al Qur’an dan Al Hadist,” kata suatu ketika. Siapa sih di balik sosok yang tegarnya sangat mengagumkan ini? Berikut kita simak pria bernama Wahdi Siradjuddin yang telah menggengam predikat keilmuawan khusus (agama), social, medis dan ilmu pengetahuan umum lainnya. Sehingga namanya harus menyematkan statute keilmuwan menjadi dokter Haji Wahdi Siradjuddin SKed, SpOg. Walaupun Wahdi dalam kesehariannya selalu memakai nama Wahdi S. Bagiannya kesederhanaan, baik kata ucap dan nama banyak memberikan manfaat untuk dirinya maupun masyarakat luas.

Profil Wahdi kali ini hadir di tengah bencana Nasional yang melanda Negara dan bangsa Indonesia akibat mewabahnya virus corona atau Covid-19 yang mendunia. “Covid-19 sudah 4 bulan dan 2 bulan di negeri kita telah mempengaruhi sistem kehidupan pribadi, sosial, ekonomi, politik dan tentunya masalah terganggunya Hankam,” ucap Wahdi.

Sebagai tokoh muda yang selalu berhasil menjadi motivator problem solving, Wahdi berharap bahwa sangat bijak jika pemerintah bersama elemen masyarakat bahu membahu untuk bertanggungjawab menghadapi masalah yang akan muncul. “Saya memperkirakan sampai tahun ini, kita masih harus berjuang untuk kembali ke suasana kehidupan normal,” akuinya.

Bahkan Wahdi dalam pengakuannya mengatakan banyak yang dapat kita lakukan pada saat pemerintah memutuskan untuk dilakukannya kebijakan-kebijakan tersebut. Sebulan lalu dr Wahdi sudah menyampaikan bagaimana pengaruh besar Covid-19 terhadap kehidupan perekonomian, terutama mereka yang tidak berpenghasilan tetap, pekerja harian dan sebagainya. “Saya sendiri sangat merasakan hal tersebut karena, saat ini ada 300—400 karyawan, hampir semuanya bergaji tetap. Ada juga pekerja harian, rasanya tidaklah bijaksana, jika saya menghentikan pekerjaan untuk para pekerja harian lepas itu,” kata Wahdi dengan sungguh-sungguh.

Ternyata dalam diri sang tokoh muda yang brilian ini pun terjadi pergulatan yang sangat hebat di balik tutur sapa dan senyumnya untuk semua orang. Sebagai tokoh pemecah masalah (problem solving), dia akui “dengan berserah diri kepada Allah Alhamdulillah saya memutuskan yang terbaik bagi mereka, agar terus melanjutkan pekerjaan pembangunan yang notabene harga-harga bahan bangunan naik mencapai kisaran 5-20%. “Saya sangat berharap pemerintah pusat sampai daerah, tentunya dapat mengutamakan kepentingan rakyat dengan menyetop proyek dan kegiatan tidak urgen. Agar alokasi dananya dapat dipergunakan untuk secara serius menanggulangi side efek dari covid-19 dan dialihkan ke fasilitas kesehatan negeri maupun swasta mulai dari ujung tombak,” papar Wahdi.

Dokter Wahdi pun menyinggung keberadaan JKN melalui BPJS harus diutamakan untuk memperkuat dalam pendanaan. Sehingga tidak terlambat membayarkan kewajibannya ke fasilitas penyelenggara kesehatan dengan tujuan penyelenggara kesehatan dapat membayarkan gajinya kepada para karyawan dan tenaga kesehatan yang saat ini sudah tertunda 3-4 bulan.

Sistem Ketahanan Kesehatan Nasional saat ini harus menjadi Prioritas Utama. Itu, kata dia Covid-19 dengan Badai Cytokine/ Cytokine Storm (seperti yang pernah saya sampaikan di media Radar Lampung), sangat mungkin akan menjadi masalah kesehatan yang sangat besar yang akan mempengaruhi tatanan kehidupan pribadi (stress, depresi) akibat perubahan pola kehidupan yang menyangkut ekonomi, sosial budaya. “Ke depannya bila tidak diantisipasi secara serius akan mempengaruhi pertahanan dan keamanan sebuah Negara,” tegasnya berulangkali.

Sebenarnya dr H Wahdi Siradjuddin, SKed, SpOG masih ingin menyampaikan berbagai hal prinsip dalam menghadapi kehidupan masa penyebaran covid-19. Namun, sore dia harus menangani pasiannya di RS AMC. Wahdi hanya mengajak dan berpesan untuk semua masyarakat agar secara bersama-sama memikirkan masyarakat di sekitar kita. “Membantu dengan seikhlasnya meskipun tidak banyak (sesuaikan saja dengan kemampuan), semoga keikhlasan kita menjadi amal danmemberi manfaat,” ucap Wahdi seraya ia berdoa. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.