“Gili itu sama artinya dengan pulau, kami disini menyebut Gili yang berarti Pulau,” tutur Pak Heru driver yang menuntun kami selama di NTB.
Ketika itu dibulan Juli 2024 kami sejumlah kepala desa yang ikut serta bersama dengan Pemkab pesisir barat melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon (DPMP) menghadiri acara Gelar Tekhnologi Tepat Guna Nusantara XXV yang dipusatkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Acara tahunan GTTGN XXV tahun 2024 di Provinsi NTB dibuka oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dihalaman Islamic Center Lombok Nusa Tenggara Barat.
Acara yang berlangsung selama 4 hari (14-17 Juli 2024) tersebut, meliputi rangkaian acara, selain pembukaan para peserta juga dapat mengikuti kegiatan jalan sehat, gala dinner, pameran GTTGN, seminar internasional, seminar nasional, diskusi sharing antara inovator dan pihak swasta serta penutupan GTTGN XXV 2024.
Hal menarik menurut kami, rombongan dari kabupaten pesisir barat Lampung, adalah ketika kami memanfaatkan peluang waktu selama berada di NTB.
Kami mengunjungi beberapa destinasi wisata yang ada di NTB.
Mulai dari “Kute” dengan Dusun Desa Adat Sade yang masih mempertahankan budaya sosial serta kearifan lokalnya, megahnya Mandalika Sirkuit, Semenanjung Pantai Senggigi hingga Pulau “Gili Trawangan” yang aduhai.
Pengalaman serta pengetahuan tentang luasnya dan betapa kayanya Bangsa kita Indonesia, tentu mendasari perjalanan kami dalam keikutsertaan menghadiri acara GTTGN XXV 2024 di NTB.
Ini membuat kita menjadi tau dan mengerti akan sumberdaya alam serta destinasi wisata daerah diluar kabupaten pesisir barat khususnya, hal ini diharapkan dapat menjadi virus positif bagi kita agar mampu menggali, mengelola serta menumbuh – kembangkan daerah kita sehingga mampu menyajikan daya tarik tersendiri bagi kalangan wisatawan untuk berkunjung, sehingga mampu mendongkrak PAD serta pesisir barat yang mengemuka dikancah nasional hingga internasional, PR besar bagi masyarakat pesisir barat dan pemerintahan daerah.
Dalam pandangan langsung secara kasat mata, tiada yang kurang dari potensi alam yang ada di pesisir barat, (bukan membandingkan*) dengan apa yang ada di NTB tersebut.
Pantai dan laut kita, pulau, sungai dan hutannya, kultur dan siklus tanahnya serta cuaca, secara potensial daerah pesisir barat begitu siap untuk menjadi salahsatu daerah tujuan wisata.
Rasanya tiada keliru jika penulis sedikit memberi ruang informasi kepada pembaca terkait beberapa destinasi wisata yang sempat penulis tuangkan.
Semisal apa itu “Senggigi Lombok” ?
Adalah suatu wilayah atau tempat, dimana terdapat sajian pemandangan pantai, bukit dan laut lepas.
Di pesisir barat ada semenanjung pantai dari lemong hingga karya penggawa bahkan sampai kearah selatan Bangkunat, yang potensi alamnya takkalah kaya dengan Senggigi.
Ada lagi “Gili Trawangan” ?
Ditempat ini terdapat panorama pemandangan alam mulai dari pantai serta lautnya, juga terdapat hal menarik disini adalah betapa ramainya wisatawan yang keluar masuk via pelabuhan Gili Trawangan setiap harinya, sebab didalam Gili Trawangan tersebut sudah terkelola dan terkonsep tata-wisata serta pengelolaannya dengan cara yang tersendiri sehingga mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung.
“Takkurang dari 2000an wisatawan setiap hari yang masuk kesini,” ucap seorang warga lokal yang sehari-harinya menyewakan sepeda kepada para pengunjung.
Dan di pesisir barat punya “Pulau Pisang”, yang juga takkalah menariknya.
Lalu kenapa dan bagaimana pesisir barat hari ini?
(Sembari merenung*) kita tanya sama rumput yang bergoyang hhehee…
Dalam ngiangku, rasanya tak keliru jika Krui Pesisir Barat dikatakan sebagai “Bali nya Sumatera”, bahkan (dalam pandangan penulis*) bukan sesuatu yang mustahil bisa lebih dari itu, jika …..?
Dua destinasi wisata ini, tentu penulis tiada maksud untuk saling membandingkan, hanya sebatas gambaran kondisi serta keberadaan semata agar pembaca bisa berimajinasi dengan pandangannya masing-masing.
Semoga diwaktu mendatang, ada ruang untuk bisa berseremoni antara masyarakat, fihak swasta dan pemerintah daerah, khususnya untuk berdiskusi akal, ide dan sumbang saran yang diimplementasikan dalam bentuk aksi nyata agar pesisir barat dengan wisata nya mampu berkembang pesat dalam waktu yang relatif singkat, Amiin..
#Penulis : Edison Surya, Krui Pesisir Barat Lampung