Kotabumi, Warta9.com – Debat publik kedua pasangan calon Bupati Lampung Utara (Lampura) yakni pasangan nomor urut 1 Hamartoni-Romli dan pasangan nomor urut 2 Ardian Saputra-Sopyan, Sabtu (27/10/2024), diwarnai dengan ketidaksesuaian jawaban yang dilontarkan kedua paslon terhadap pertanyaan yang diajukan panelis serta masih terkesan datar.
Padahal, debat publik yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung Utara ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para calon pemimpin daerah memaparkan visi, misi, serta program kerja mereka di hadapan masyarakat. Ketidaksesuaian jawaban ini terus berulang di sepanjang debat.
Hal tersebut diakui M Iwan Satriawan, SH, MH, yang merupakan satu dari lima panelis dalam acara debat publik tersebut.
Menurut Akademisi ini, selama debat berlangsung, beberapa kali jawaban dari para paslon terlihat tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh panelis.
“Sebetulnya dalam segi materi, (jawaban) para paslon masih belum sampai pada keinginan panelis,” ujarnya usai acara debat.
Dosen bidang Hukum Tatanegara Universitas Lampung ini menilai, ketidaksesuain jawaban itu disinyalir karena ‘demam panggung’ para paslon.
“Ada beberpa jawaban yng keluar dari pertanyaan, tapi ada juga jawaban yang diutarakan secara normatif. Datar datar saja. Mungkin ini karena debat perdana, masih demam panggung,” terang Iwan.
Karena itu dirinya berharap, dalam debat publik berikutnya para paslon lebih mempersiapkan diri bagaimana memaparkan dalam jawaban atas pertanyaan yang diajukan para panelis.
“Sehingga masyarakat pendukung mengetahui kedepannya apa yang akan dilakukan jika terpilih menjadi kepala daerah,” pungkasnya.
Beberapa warga yang mengikuti debat ini juga turut memberikan komentar. Fansyah (43) salah seorang warga menyebutkan, bahwa ketidaksesuaian jawaban dari para paslon mencerminkan kurangnya persiapan mendalam.
“Para calon seharusnya sudah memahami berbagai isu yang menjadi perhatian publik dan menyiapkan jawaban yang konkret. Yang ada justru memberikan jawaban yang berputar-putar dan tidak relevan,” terang Fansyah dilokasi acara debat.
“Saya berharap mendapatkan gambaran jelas tentang program calon, tapi banyak dari mereka yang jawabannya tidak nyambung. Ini membuat saya ragu siapa yang benar-benar memahami masalah di daerah kami,” kata dia lagi.
Fansyah menambahkan, debat kandidat ini diharapkan bisa menjadi salah satu pertimbangan penting bagi masyarakat Lampung Utara dalam menentukan pilihan di pilkada mendatang.
“Dengan masih ada waktu sebelum pemilihan, para calon diharapkan dapat memperbaiki dan mempersiapkan jawaban yang lebih tepat dan sesuai dengan harapan masyarakat serta relevan dengan isu-isu krusial yang dihadapi daerah ini,” tukasnya. (Van)