Diskusi Lingkungan Hidup, IPM Lampung Ajak Tanam Pohon di Lingkungan Sekolah

Bandarlampung, Warta9.com – Isu ekologi hingga saat ini masih menjadi isu yang menarik untuk diperbincangkan. Seperti halnya di Lampung, banyak sekali lingkungan yang sudah tidak ideal lagi. Mulai dari pencemaran udara, air, tanah dan suara. Semua itu terus berkelanjutan dan menyebabkan ketidakseimbangan alam.

Berangkat kegelisahan ini Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Lampung membahas isu ekologi dengan pegiat lingkungan hidup Lampung. Bertajuk diskusi publik, IPM Lampung menghadirkan WALHI Lampung, Mitra Bentala, Yayasan Konservasi Way Seputih dan Majelis Lingungan Hidup Muhammadiyah Lampung, di Meeting Room Universitas Muhammadiyah Lampung, Minggu (19/8/2018).

Diskusi yang mengangkat tema Ekologi Dalam Pendidikan, karena Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang mempunyai basis gerak di pelajar dan lingkungan pendidikan, khususnya Muhammadiyah.

Diskusi dimulai dengan keynote speak Dr. Dalman M.Pd, dalam pengantarnya Rektor UM Lampung ini menjelaskan, pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini digambarkan bahwa Ozon (O3) adalah produk dari aktivitas manusia melalui pemanasan global. “Ketika ozon masuk ke atmosfer ke bumi, maka akan terjadi pemanasan global dan pencairkan es di kutub dan ketika air laut naik pulau yang kita huni akan tenggelam. Karenanya, dunia pendidikan mempunyai peran untuk melakukan pembentukan karakter pelajar peduli lingkungan melalui guru,” kata Dalman.

Sementara itu, Dr. Erna Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Lampung mengatakan, bahwa sampah harus dilakukan pengelolahan. Karena sampah akan merampas ruang-ruang yang ditempati. Sedang manusia setiap hari pasti menghasilkan sampah. “Maka semua itu bisa ditangani melalui pengelolaan bank sampah,” kata akademisi Lingkungan Hidup Unila ini.

Febrilia Ekawati, Aktivis YKWS menjelaskan, bahwa kondisi lingkungan hari ini sangat berbeda jauh dari beberapa tahun silam. Seperti yang dipaparkannya bahwa data sungai-sungai di Lampung sudah sangat memprihatinkan. Pringsewu memiliki kali bulok kering dan berisi sampah. Bandarlampung memiliki kali berisi sampah dan airnya bau, semua itu karena siapa? Tanya aktivis lingkungan ini. “Karena manusia,” jawab kompak audien.

Hal yang sama dikemukakan oleh Irvan dan Mashadi yang keduanya adalah Aktifis WALHI dan Mitra Bentala sepakat bahwa kondisi lingkungan hari ini sangat memprihatinkan dan perlu aksi-aksi nyata.

Dari diskusi ini, maka menurut IPM Lampung harus ada langkah kongkrit yang dilakukan. Seperti “Pelajar Muhammadiyah harus peduli dengan lingkungan di sekolah. Memberikan pemahaman ke sekolah, bahwa halaman lebih baik ditanam rumput dari pada paving blok, lantai semen”, ajak Rizal Nur Safii moderator diskusi

Senada dengan itu, Ervan Zain Ketua IPM Lampung mengajak untuk melakukan gerakan penyelamatan lingkungan di sekolah. “Karena IPM memiliki basis pelajar di sekolah Muhammadiyah, maka momentum hari pohon mengajak untuk melakukan tanam pohon bersama di lingkungan sekolah masing-masing,” seru Ervan. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.