Embusan “Angin Surga” Amalillah di Lampung

Tubaba, Warta9.com Kabar itu berembus begitu cepat berlalu. Dana hibah ratusan juta akan dibagikan Yayasan Amalillah ke warga. Iming-iming dana hibah disambut gempita bak oase di tengah keringnya padang pasir oleh sebagian warga Tulang Bawang Barat, Lampung. Maklum, tak mudah mencari uang sebesar itu di saat kondisi perekonomian yang serba sulit seperti sekarang. Warga yang bosan melarat pun mencoba peruntungan.

Herman, misalnya. Lelaki renta ini terbujuk janji gombal seorang petugas Yayasan Amalillah yang bergerilya di Toto Katon, Lampung. Pria yang akrab disapa Man ini rela menyerahkan sejumlah uang dan selembar fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) sebagai syarat menjadi makmum Yayasan Amalillah yang akan menerima dana hibah. “Bisa untuk beli lahan kebun,” kata Herman.

Janji telah lewat lama. Namun dana hibah yang ditunggu-tunggu tak kunjung cair. Kini dia tak tahu lagi apa yang harus diperbuat agar uang setoran itu kembali. Maklumlah, bapak tua ini harus menjual seekor sapinya demi menjadi makmum Yayasan Amalillah. Walau demikian, Herman berharap agar Yayasan Amallillah tersebut segera ditutup.

“Mudah-mudahan Yayasan cepat ditutup agar korban tidak lagi bertambah,” imbuh Herman tanpa kuasa menyembunyikan kekhawatirannya, Minggu (09/09).

Selain Herman, setidaknya ada ratusan warga yang tersebar di Desa Toto Katon, Toto Wonodadi, Tulang Bawang Barat, dan Negeri Besar, Lampung. Mereka terbuai “angin surga” yang diembuskan para pengurus Yayasan Amalillah yang mendatanginya.

Sejak awal berdirinya Yayasan tersebut, terus didengungkan uang yang akan dibagikan berasal dari harta karun Bung Karno, mantan Presiden Republik Indonesia pertama yang konon tersimpan di Bank Swiss. Juga selentingan Harta Karun itu berasal dari kerajaan-kerajaan Jawa di masa lalu yang eksistensi harta karun itu masih ghaib keberadaannya.

Berbagai alasan baik teknis maupun kendala yang lain disampaikan oleh pihak Yayasan Amallillah, seperti belum terpenuhinya jumlah anggota yang ditarget 20 juta orang, yang disebut makmum untuk memenuhi syarat pencairan dana Trilyunan rupiah tersebut.

Dalam menjalankan penipuannya Yayasan Amallillah diduga mencatut nama- nama perusahaan besar, dan bank- bank ternama. Telah banyak berjatuhan korban- korban dari gerakan Yayasan Amallillah versi baru, dengan modus lama.

Salah satu anggota Cabang D yang berdomisili di Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi mengatakan komitmennya untuk melaporkan Yayasan Amalillah Pusat. Saat ini pihaknya telah mempersiapkan data-data untuk di serahkan kepihak pengecara yang dikuasakan.

“Selanjutnya pengecara kami akan melaparkan diduga penipuan oleh YA ke Mabes Polri,” kata anggota YA yang meminta namanya di rahasiakan.

Terpisah Bendahara Umum Badan Pengurus Pusat YA Fachrurozi saat dikonfirmasi meminta maaf atas peristiwa tersebut. “Maaf Yayasan lagi pailit,” ujar dia belum lama ini.

Pertanyaannya bagimana dengan janji Ketua Umum yang akan mencairkan dana amanah? Sementara Bendahara mengku YA sedang pailit. (W9-jon)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.