Hanan Rozak : Intervensi Sektor Pertanian Harus Sesuai Kebutuhan Petani

Hanan A Rozak, anggota Komisi IV DPR RI.

Jakarta, Warta9.com – Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI dengan Eselon I Kementan RI, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, digelar, Rabu (2/6/2021).

Anggota Komisi IV DPR RI Ir. H. Hanan A. Rozak, MS, dari Fraksi Partai Golkar menyampaikan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) agar dapat melakukan intervensi di bidang pertanian sesuai dengan kebutuhan para petani. Supaya program yang sudah direncanakan Kementan dapat berjalan efektif dan efisien.

Karena menurut Hanan Rozak, Kementan tidak punya lahan pertanian. Pelaku pembangunan pertanian adalah petani. “Yang punya lahan petani, yang beli bibit petani, yang tanam petani, yang beli pupuk petani, kalau panen yang menikmati petani. Jadi, intervensi pemerintah sektor pertanian harus tepat sasaran,” ujar Hanan anggota DPR asal Dapil Lampung 2 ini.

Seperti target Dirjen Tanaman Pangan musim tanam tahun 2022 menargetkan panen padi 55,52 juta ton. Sekarang perlu dicoba, dengan target tersebut, apakah tanpa intervensi pemerintah produksinya akan turun menjadi 40 juta ton. Ini perlu dievaluasi sehingga pada saatnya intervensi pemerintah akan tepat sasaran.

Hanan mencontohkan, soal harga pupuk yang mahal, petani perlu mendapatkan subsidi harga dan pemerintah dapat mengintervensi hal tersebut.

Lalu terkait sarana dan parasarana pertanian seperti saluran irigasi, dimana fasilitas ini dinikmati oleh banyak petani dengan skala besar. Menurut politisi Golkar itu, Kementan tentu harus melakukan intervensi agar irigasi dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas petani.

Terkait permesinan, lanjut Hanan, menyadari sudah banyak intervensi yang dilakukan pemerintah terhadap hal itu. Namun sekian lama terus menerus ada intervensi dan hasilnya belum optimal, maka perlu evaluasi.

Menurut Hanan, cara pandang ini perlu mengingat anggaran Kementan yang terbatas di masa pandemi ini. “Anggaran yang ada harus mampu mendorong program secara efektif dan efisien,” kata Hanan Rozak juga Ketua KTNA Provinsi Lampung ini.

Di tengah realisasi anggaran Kementan di tahun ini yang belum sepenuhnya terserap, Hanan menyadari adanya keterlambatan realisasi, oleh karena itu ia mengusulkan agar Kementan memperhatikan kemungkinan mengubah rancangan-rancangan program yang ada. Sehingga program yang akan dilaksanakan benar-benar tepat sasaran.

Selama ini kata Hanan, banyak bantuan alsintan diberikan kepada kelompok tani begitu saja. Setelah bantuan diterima ketua Gapoktan anggotanya tidak tahu. Management pengelolaanya seperti apa tidak tahu. Karena itu, anggota legislatif ini mengusulkan perlunya bimtek atau pendampingan. (W9-jm)

 

 

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.