Ina Buktikan Layanan Tanpa Diskriminasi Bagi Peserta JKN Di Faskes

banner 970x250

Kotabumi, Warta9.com – Suasana siang hari itu di RSU Handayani tampak ramai seperti biasa. Di antara pasien-pasien yang ada, terbaring Ina Juhaeni (22) di ranjang perawatannya ditemani sang ibu, Ijuh. Ia didiagnosis menderita usus buntu dan harus menjalani operasi. Namun ada satu hal yang membuatnya merasa tenang menjalani proses pengobatannya, yaitu telah terdaftarnya dirinya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).

“Saya sangat bersyukur menjadi peserta JKN,” ujar Ina dengan suara lirih. “Kalau tidak ada JKN, saya tidak tahu bagaimana harus membayar biaya operasi ini. Pasti sangat mahal,” lanjutnya.

Bacaan Lainnya

Ina adalah salah satu dari jutaan masyarakat Indonesia yang mengandalkan JKN untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang terjangkau. Dengan kepesertaannya dalam segmen PBI, iuran JKN Ina sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

Ina bercerita bahwa ia merasakan sendiri manfaat JKN ketika pertama kali merasakan sakit perut yang hebat. Ia segera dilarikan ke RSU Handayani dan langsung mendapatkan penanganan medis. Tanpa JKN, ia mungkin harus menunggu lama atau bahkan tidak bisa mendapatkan pertolongan karena keterbatasan biaya.

“Saya langsung dibawa ke ruang gawat darurat dan diperiksa oleh dokter,” kenang Ina. “Semua prosesnya cepat dan tidak dipersulit. Kehadiran Program JKN memang sangat membantu terutama bagi warga yang kurang mampu seperti kami,” ujar Ina.

Selama menjalani perawatan di RSU Handayani, Ina selalu didampingi oleh ibunya, Ijuh. Sang ibu dengan setia menemani Ina, memberikan dukungan moral dan membantu mengurus segala keperluannya. Ijuh juga merasakan betapa besar manfaat JKN bagi keluarganya.

“Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah menghadirkan program JKN ini,” kata Ijuh. “Dengan adanya JKN, kami tidak perlu khawatir lagi tentang biaya berobat. Kami bisa fokus pada penyembuhan Ina. Apalagi pelayanan yang kami terima di sini sangat baik dan kami tidak merasa mendapatkan diskriminasi layanan walaupun kami terdaftar sebagai Peserta PBI,” tambahnya.

Ijuh menuturkan bahwa dari awal Ina dilayani dengan sangat baik oleh tenaga kesehatan yang bertugas. Prosedurnya pun tidak rumit, Ina hanya membawa KTP dan langsung diberikan pertolongan pertama sesuai dengan indikasi medis. Tak berselang lama, Ina segera dipindahkan ke ruangan rawat inap sesuai dengan hak kelasnya.

Selain ramah dan tanggap, dokter yang menangani Ina juga sangat informatif karena menjelaskan secara rinci diagnosa penyakit yang diidap Ina serta tata laksana pengobatannya.

“Yang katanya peserta JKN itu sering mendapatkan perlakuan tidak baik dari nakesnya, tidak terbukti tuh. Saya merasa layanan kesehatan bagi Peserta JKN setiap tahun selalu mengalami perbaikan,” ujar Ijuh.

Ina bukanlah satu-satunya yang merasakan manfaat JKN. Program JKN adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan jaminan kesehatan yang setara, terjangkau dan mudah diakses bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ina berharap bahwa pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan JKN dan mengatasi segala tantangan yang ada. Ia juga berharap bahwa semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya JKN dan segera mendaftarkan diri sebagai peserta agar kesehatan diri dan keluarganya dijamin oleh BPJS Kesehatan.

“Saya berharap JKN akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah merasakan banyaknya manfaat dari Program JKN sehingga tidak pernah membanding-bandingkan apalagi merasa rugi menjadi peserta JKN. Harapan kami semua dapat sehat dan iuran yang dibayarkan juga dapat digunakan untuk orang yang membutuhkan,” tutup Ina. (*)

banner 970x250

Pos terkait