Inovasi Mahasiswa KKN Unila, Sulap Singkong Racun Warga Lamtim Menjadi Makanan Bernilai

Lampung Timur, Warta9.com – Masyarakat biasanya tidak mau mengkonsumsi ubi kayu/singkong racun. Karena mereka takut kalau mengkonsumsi singkong ini bisa keracunan. Padahal, kalau dikemas model makanan lain seperti kripik, kerupuk bisa enak dan gurih untuk dimakan dan tidak berbahaya untuk dikonsumsi.

Ide cerdas pemanfaatan singkong racun ini berasal dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unila Periode 2 tahun 2018 yang ditempatkan di Desa Gantiwarno, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur (Lamtim).

Mahasiswa mencoba berinovasi dengan singkong racun sehingga bisa dikonsumsi manusia. Pasalnya, nasib singkong racun yang melimpah di Desa Gantiwarno tersebut hanya sampai ke pabrik tapioka terdekat.

Sejak dulu hingga kini masyarakat disibukkan dengan panen singkong racun. Sementara para petani hanya menjual mentah ke pengumpul atau ke pabrik tapioka.

Keadaan ini berlangsung setiap tahun karena kurangnya kemampuan masyarakat desa Gantiwarno untuk mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bernilai jual tinggi. “Tradisinya disini ya begitu, karena kami takut gagal untuk untuk mengolah menjadi makanan dan takut berbahaya untuk konsumsi bagi masyarakat. Maka kami hanya menjual langsung setelah dipanen,” ujar Sarno salah satu petani Desa Gantiwarno.

Kondisi yang dialami masyarakat penghasil singkong ini, menjadi perhatian dari mahasiswa/i KKN Unila berjumlah 11 orang mahasiswa yang ditempatkan di desa tersebut.

Mereka mengadakan pelatihan ekonomi kreatif sekaligus berinovasi dalam mengolah singkong racun menjadi kerupuk yang sangat gurih. “Kami berharap masyarakat dapat membuat produk dari singkong racun dan dapat meningkatkan pengahasilan khususnya bagi petani singkong di desa ini,” ujar salah satu mahasiswa KKN Tajudin Afgani, Prodi Pend.Biologi ini.

Kerupuk aneka rasa merupakan produk yang berhasil ditelurkan lewat program mahasiswa KKN ini. Selain itu, pengepakan produk dan training marketing juga mereka berikan ke masyarakat karena merupakan salah satu bagian yang saling berkaitan dengan inovasi pengolahan tersebut. “Mereka diberi pengelolaan secara terencana dan terprogram oleh mahasiswa KKN,” tambah Nadia Fitriani Asyari Prodi Pend. Bimbingan Konseling. (W9-jam)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.