Kabid Kesbangpol Mesuji Aniaya Tenaga Honorer, Polisi Jemput Pelaku Dinilai Tak Kooperatif

Foto ilustrasi.

Mesuji, Warta9.com – Abi Irawan, pejabat Pemkab Mesuji dijemput Tekab 308 atas kasus penganiayaan terhadap tunangannya sendiri berinisial RA (24). Abi melakukan penganiayaan lantaran kesal karena hubungan yang mulai merenggang dengan perempuan itu.

Buntut dari penganiayaan itu bermula di Musholla Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusar) usai RA melaksanakan shalat Dzuhur, Rabu (30/03). Pria yang menjabat sebagai Kepala Bidang di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mesuji ini ingin merampas cincin tunangan yang mengait dijari RA.

Kepada wartawan, Abi mengaku memiliki hubungan spesial dengan tenaga honorer Dispusar itu. Namun, emosional tak terkendali ketika hubungan antara keduanya cekcok. Insiden tersebut terekam kamera CCTV Musholla.

Kapolres Mesuji, AKBP Yuli Haryudo diwakili Kasat Reskrim Polres Mesuji, Iptu Fajrian Rizki mengatakan, pihaknya telah menangkap pelaku dirumah kontrakan di Desa Brabasan, Tanjung Raya, Selasa (19/04). Pelaku dijemput karena dinilai tidak kooperatif ketika dilayangkan surat panggilan untuk datang ke Polres Mesuji.

Pihak kepolisian sebelumnya mendapat laporan dari keluarga RA atas kasus penganiayaan.

“Ketika itu, pelaku hendak merebut cincin tunangan dijari RA, tetapi tidak diberikan. Sehingga pelaku memaksa dengan cara membenturkan kepala RA ke lantai Musholla sebanyak dua kali,” ujar Iptu Fajrian, Rabu (20/04/2022).

Saling tarik menarik juga lanjut Iptu Fajrian, menyebabkan goresan dijari tangan sebelah kiri RA. Setelah melakukan adegan itu Abi pergi meninggalkan RA.

“Atas kejadian tersebut korban mengalami memar di bagian kepala kiri dan merasa mual. Lantas Korban melaporkan Kejadian ini ke Mapolres Mesuji. Pelaku akan di jerat dengan Pasal 351 ayat (1) KUHP atau pasal 335 KUHP,” jelas dia.

Jasmani, ayah RA menyampaikan, bahwa Abi sempat menghubungi operator CCTV untuk meminta menghapus rekaman itu. Sayangnya, pihak keluarga lebih dulu mendapat rekaman tersebut.

“Anak saya itu kan perempuan dan baru selesai melaksanakan shalat dzuhur, langsung dipukuli seperti itu. Yang jelas saya dan keluarga besar tidak terima atas kejadian ini,” tutur Jasmani.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Mesuji, Syamsudin turut menanggapi kasus penganiyaan yang dialami RA. Menurutnya, sebagai pihak pemerintah tentu mengharapkan akhir yang baik dari setiap permasalahan yang dilakukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup pemerintahan kabupaten Mesuji.

“Kita berharap, kejadian seperti ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua. Ambil hikmah dari setiap perbuatan. Dan kami pihak pemerintah akan tetap menunggu kabar dari kedua belah pihak untuk menyampaikan hasil mufakat yang baik,” tukas Sekda. (San/Nan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.