KADA Pandemi Mengubah Perilaku Birokrasi dan Tantangan Membangun Daerah, Oleh : Wendy Melfa*

Warta9.com – Hari Senin 26 April 2021 merupakan hari bersejarah bagi Kabupaten Pesisir Barat dan pasangan Agus Istiqlal dan Zulqoini sebagai Bupati dan Wakil Bupati masa bhakti 2021 – 2024. Untuk itu, diucapkan selamat bekerja. Pelantikan ini juga sekaligus menandai berakhirnya seluruh tahapan Pilkada menyusul 7 daerah yang lebih awal dilantik dan disahkan dari seluruhnya 8 daerah di Provinsi Lampung. Untuk itulah tulisan ini sebagai bentuk urun rembuk bukan saja kepada 8 Kabupaten/Kota tetapi juga semua wilayah.

Sebagaimana kita maklumi bersama, tahapan pemilihan Kepada Daerah (Kada) ini dari
tahapan pendaftaran sampai dengan dilantiknya Kada terpilih dilaksanakan dalam suasana Covid-19, tentu disana sini harus menyesuaikan dengan keadaan, patut disyukuri hal ini bisa dilewati seluruh rangkaian tahapan itu dengan baik dan menghasilkan Kada yang sesuai dengan proses dan tahapan demokrasi dengan segala dinamika di dalamnya.
Tantangan terbesar sesungguhnya adalah bukan bagaimana bisa terpilih dan dilantik sebagai Kada, tetapi apa dan bagaimana bekerja menjalankan amanah pada masa kepemimpinannya. Karena disitulah torehan tinta yang akan dibaca dan selanjutnya diberikan nilai akhir oleh rakyat sebagai “pemilik” saham sesungguhnya dari tujuan proses politik Pilkada yaitu untuk mensejahterakan rakyat dan daerah sebagaimana tujuan dari bernegara.

Niat hati ingin berlari kencang, ngebut membangun dan membenahi infra struktur, membenahi situasi sosial, menurunkan angka kemiskinan, membenahi sektor kesehatan dan pendidikan, menjamim rasa aman dan tentram dan semua sektor “harapan” kehidupan warganya. Namun apa daya, kendala terbesar saat ini adalah masih berlangsungnya pandemi Covid-19 berserta dampak kesehatan, sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya. Dan ini bukan hanya terjadi pada satu daerah tetapi banyak daerah bahkan secara nasional bahkan mendunia, yang tidak saja membatasi pergerakan arus orang dan barang, bahkan menyebabkan krisis ekonomi global terparah sejak perang dunia II.

Haruskan Kada menyerah pada keadaan, hanya berpangku tangan “bersembunyi” dibawah alasan Covid-19, tidak berdaya dengan dampak yang ditimbulkan Covid-19 yang sudah menjadi “teman akrab” sehari-hari kehidupan masyarakat ?, Kada terpilih adalah sosok tangguh yang berhasil lolos dan berhasil menang dalam pertarungan politik, tentu rakyat di daerahnya mengandalkan anda untuk membawa rakyat mengatasi problem kehidupan yang ada saat ini. Bahkan berharap kepemimpinan Kada yang ada mampu keluar sebagai pemenang dalam pertarungan kehidupan ini, termasuk melawan dan mengatasi pandemic Covid-19 beserta dampaknya.

Patut diyakini bahwa ini bukan pekerjaan mudah dan dilematis, satu sisi keterbatasan
anggaran pembangunan yang dialihkan (refocussing) untuk mengatasi Covid-19 beserta dampaknya, keterbatasan atau lebih tepatnya penurunan yang tajam pendapatan karena menurunnya daya beli masyarakat akibat pelambatan pertumbuhan ekonomi dan lain sebagainya, tetapi juga sekaligus pada sisi lain, masyarakat saat ini sudah semakin terbuka dan maju dalam mengakses teknologi informasi (dampak dari kebijakan work from home (WFH), sekolah on line, zoom meeting dan lain sebagainya), bahkan dari anak pra sekolah, ibu rumah tangga sampai pada kelompok ojek motorpun saat ini sudah pandai menggunakan smartphone, eranya digitalisasi. Satu sisi menggembirakan karna sadar cakap informasi dan teknologi, selain itu masyarakat jadi lebih mudah mengakses informasi sekaligus menjadi “watch dog” penjaga dan pengawas yang efektif manakala dirasa ada kebijakan atau pelaksanaan kebijakan pembangunan yang tidak optimal atau dirasakan kurang memenuhi
ekspektasi masyarakat.

Contoh dalam hal ini fenomena tanam pohon pisang atau mandi? Mencuci di kubangan jalan rusak dan tergenang air hujan oleh masyarakat, juga contoh lain adanya fenomena mebawa jenazah keluarganya yang meninggal dari rumah sakit dengan menggunakan mobil angkot karena pelayanan mobil ambulan yang tidak optimal, ada banyak contoh lainnya.

Strategi Pemerintahan Pembaruan Margaret Thatcher PM Inggris dengan Partai Konservatifnya yang berkuasa sejak musim
dingin 1979 pernah melakukan upaya besar dalam membenahi birokrasi Inggris yang diambang kebangkrutan dan menurunnya kepercayaan masyarakat akan efektifitas
bekerjanya birokrasi, ia melakukan langkah besar dalam perampingan, privatisasi, audit
efisiensi, penyetopan perekrutan pegawai baru, pemotongan insentif pamong, termasuk mengubah perilaku pegawai negerinya. Meskipun senjata besar Thacher adalah privatisasi. Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah pembenahan, efisensi dan efektivitas mentaliatras dan budaya pegawai negerinya, yang kemudaian terbukti membuat kemajuan bagi Inggris (1994). Ini menjadi pembelajaran dan contoh bagi dunia bagaimana pemimpin pemerintahan bangkit dan mampu mengatasi situasi sulit.

Momentum Pilkada dengan dilantik dan disahkannya Kada, dapat menjadi Pembaharuan yang mengkolaborasikan antara pejabat terpilih dengan pegawai negeri (ASN) di daerahnya masing-masing, mengingat Kada adalah sebagai Pembina Kepegawaian didaerah yang akan menempatkan dan mengelola pegawai negeri pada struktur pemerintahannya. Antara apa
yang kita sebut sektor politik (politisi dan hasil proses politik) dengan sektor kelembagaan
(pegawai negeri/ ASN). Ada banyak hal yang tidak akan pernah bisa dilakukan oleh pegawai negeri sendiri, demikian pula ada sejumlah yang sama dari hal yang tidak akan pernah dilihat sendiri oleh para politisi, kedua pihak masing-masing memliki blind spot.
Pembaruan (reinvention) bukanlah sekedar kata lain dari reformasi, juga tidak bersinonim dengan kata perampingan, swastanisasi, atau sekedar menekan pemborosan dan
kecurangan.

Pembaruan jauh lebih mendalam dari itu semua. Pembaruan adalah mengubah
DNA organisasi pemerintah sehingga memliki perilaku inovatif, secara terus menerus
memperbaiki kinerjanya tanpa harus didorong dari luar. Pembauan menciptakan
entrepreneur minded dalam organisasi pemerintah yang mendorong pembaruan diri terus menerus. Pembaruan menciptakan organisasi pemerintah yang memiliki sistem pembaruan diri (David Osborne, Peter Plastik; Memangkas Birokrasi: ppm, 2000). *Dewan Pakar PMW KAHMI Lampung, Pengasuh RuDem (Ruang Demokrasi).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.