Karang Taruna Kecam Matinya Demokrasi Pilwakot Bandarlampung, Ada Kandidat Menebar Teror

Fino Mardeni, Ketua Karang Taruna Kecamatan Rajabasa

Bandarlampung, Warta9.com – Kontestasi pilwakot Bandarlampung kian hari makin memanas. Ada pendukung bakal calon dan campur tangan aparat pemerintah, membuat gesekan terjadi di bawah.

Sebelum tahapan Pilkada dimulai, memang sudah ada sosialisasi bakal calon walikota dan tim nya ke masyarakat. Tapi, sosialisasi mendapat intimidasi dan hadangan dari aparat Pemkot Bandarlampung, mulai dari canat, lurah sampai RT dan Linmas.

Proses demokrasi yang tercederai di Pilwakot Bandarlampung mendapat tanggapan Fino Mardeni, Ketua Karang Taruna Kecamatan Rajabasa. Ia berpendapat demokrasi yang menurutnya telah mati akibat panasnya persaingan diantara para kandidat.

Menurut Fino, demokrasi adalah pemilihan langsung yang secara ideal harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap kandidat untuk secara langsung berinteraksi dengan masyarakat dari segala lapisan. Masih kata Fino ia menduga ada salah satu kandidat yang menurutnya berlaku tak pantas dengan cara menebar ketakutan dan teror kepada masyarakat bahwa ada aturan-aturan yang membatasi interaksi calon kepala daerah dengan masyarakat dengan dalih mematuhi protokol kesehatan pandemi Covid-19.

“Ada kandidat yang menurut saya tak elok, menebar teror kepada masyarakat, menerima bantuan saja tak boleh, apalagi berinteraksi. dalihnya karena Corona. Padahal menurut saya itu sangat kencang nuansa politis ketimbang nuansa protokol kesehatannya,” kata Fino

Lebih lanjut Fino menambahkan, bahwa demokrasi di pilwakot terancam mati jika kandidat tersebut tak mawas diri untuk lebih dewasa menyikapi perbedaan pilihan yang ada ditengah-tengah masyarakat. “Saya masih berharap kandidat yang demikian mawas diri, kalau tidak ya bisa mati demokrasi kita, perbedaan itu sunatullah,” uar Fino.

Ketika ditanyai soal kandidat mana yang ia maksud, Fino menolak untuk menyebutkan dengan pertimbangan etika dan kesopanan. Namun demikian Fino yang merupakan tokoh pemuda di Kecamatan Rajabasa tetap konsisten pada pendiriannya untuk tak bersepakat dengan cara-cara yang menurutnya tak elok untuk dilakukan oleh kandidat tersebut.

Pemilihan Walikota Bandarlampung 2020 akan diikuti oleh tiga pasang kandidat yaitu, Eva Dwiana-Dedi Amrullah, Rycko Menoza-Johan Sulaiman dan Yusuf Kohar-Tulus Purnomo. (W9-jm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.