Bandarlampung, Warta9.com – Kepala
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc, menyampaikan setelah pergantian kabinet, banyak yang mempertanyakan bagaimana nasib Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang merupakan program unggulan Mendikbud Ristekdikti Nadiem Makarim.
“Mengenai keberlanjutan MBKM, persepsi sama. MBKM itu nama programnya. Di dalam MBKM sama. Kalau melihat paparan Pak Menteri,
MBKM akan tetap berjalan. Tapi esensi di dalamnya akan berubah,” ujar Prof Iskhaq Iskandar, pada Rapat Koordinasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi Perguruan Tinggi dalam Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II Tahun 2024, di Hotel Emersia Bandarlampung, Kamis (14/11/2024).
Karena itu, Prof Iskhaq meminta para pimpinan perguruan tinggi tidak usah pusing-pusing memikirkan nasib MBKM, karena sudah ada yang memikirkan. Yang harus dipikirkan, bagaimana esensi dari MBKM.
Sebab, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan, esensi untuk MBKM masih ada. Karena masih ada tantangan, SDM dan kualitas dosen. Karena itu, MMKM masih dibutuhkan untuk kolaborasi dengan industri untuk membangun kurikulum yang lebih baik.
Saat ini tantangan pendidikan yaitu, mutu dan kualitas, baik mutu tatakelola, maupun mutu kualitas. Karena angka partisipasi perguruan tinggi baru 42 persen.
Lebih lanjut Prof Iskhaq mengatakan, saat ini ada tiga menteri di Kementerian Pendidikan yaitu, Prof. Dr. Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dan Dr. Fadli Zon Menteri Kebudayaan.
Perguruan Tinggi di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Nantinya ada tiga Dirjen yaitu; Dirjen Dikti, Dirjen, Riset dan pengembangan dan Dirjen Saintek. Kemudian dua wakil Menteri.
Berkaitan dengan ini, maka Prof Iskhaq meminta agar dalam Rakor yang perlu dibahas relevansi, keterkaitan dengan kurikulum perguruan tinggi kelulusan dengan kebutuhan industri di masyarakat. Makanya yang harus dibahas esensi dari MBKM. “Sekarang bagaimana dengan kesiapan kita untuk meningkatkan riset. Karena tantangan dan kerangka transformasi pendidikan tinggi yaitu, Akses, mutu, relevansi dan dampak,” ujar Prof. Iskhaq.
Dalam upaya memperkuat dan memastikan keberlanjutan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di seluruh Perguruan tinggi, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II menggelar Rapat Koordinasi MBKM Tahun 2024.
Rakor berlangsung selama dua hari, 14 – 15 November 2024 digelar di
Hotel Emersia Bandarlampung.
Acara ini dihadiri oleh 128 perguruan tinggi akademik di lingkungan LLDIKTI Wilayah II bertujuan untuk mempercepat akselerasi program MBKM, mengevaluasi pelaksanaan MBKM, serta membangun sinergi antar pemangku kepentingan. Rapat Koordinasi MBKM diharapkan dapat memperkuat pemahaman tentang kebijakan MBKM, mendorong transformasi pendidikan tinggi, agar mampu menjawab kebutuhan, dalam menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif, adaptif, fleksibel, produktif, dan berdaya saing, dengan karakter Pancasila.
Rapat Koordinasi MBKM menghadirkan panel diskusi, dengan penyampaian materi tentang bertajuk Keberlanjutan Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, selanjutnya, diskusi berlanjut dengan topik Akselerasi MBKM dan Strategi Peningkatan serta Percepatan
Kemitraan Program Studi.
Dihari kedua, Rakor MBKM menggelar sesi Multi-Stakeholder Dialogue (MSD) yang menghadirkan sudut pandang dari unsur Pemerintah, Akademisi, Bisnis/Perusahaan dan Masyarakat, yang bertujuan terciptanya komitmen bersama antar multipihak untuk menginisiasi pilot project MBKM Mandiri bagi perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II.
Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, mengatakan Rapat Koordinasi MBKM ini menjadi momentum penting bagi kita semua dalam memperkuat sinergi dan
kolaborasi, MBKM bukan lagi menjadi program tapi lebih daripada itu menjadi gerakan bersama di LLDIKTI wilayah II. (W9-jm)