Keributan Pecah di Keraton Solo, Sejumlah Orang Terluka

Solo, Warta9.com – Peristiwa keributan di Keraton Solo kembali terjadi pada Jum’at malam. Akibat keributan tersebut sejumlah orang dilaporkan terluka, salah satu korban merupakan cucu Paku Buwono XIII hingga Abdi Dalem.

Keributan tersebut diduga terjadi antara kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) dengan utusan Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII. Akibatnya masing-masing kubu melaporkan korban luka.

Bacaan Lainnya

Kuasa hukum korban dari kubu Sinuhun, Agung Susilo Muslich, dari pihaknya ada lima orang yang mengalami luka-luka. Agung mengatakan tiga di antaranya harus dilarikan ke Rumah Sakit Kustati.

“Siang ini, kami akan membuat laporan ke Polresta Solo,” kata Susilo saat dihubungi detikJateng, melansir dari detikjateng, Sabtu (24/12/2022).

Mereka yang mengalami luka-luka adalah AR (24), AIN (19), dan MFM (17) yang harus diopname di rumah sakit. Korban lainnya MDS (23) dan seorang abdi dalem berinisial SP (38).

Tak hanya dari kubu Sinuhun, dari kubu LDA juga melaporkan ada yang terluka. Mereka yang terluka adalah Putri Keraton Solo GRAy Devi Lelyan, serta kedua cucu PB XIII yakni BRM Yudistira dan BRM Suryo Mulyo.

BRM Suryo Mulyo mengaku mengalami luka di bagian leher akibat ditodong pistol oleh seseorang yang mengaku aparat. Meski tidak mengalami tindak pemukulan, namun akibat todongan itu dia mengalami luka merah di leher.

“Saya di Morokoto sudah banyak pasukan, ada percekcokan dan saya ditodong pistol juga sama orang yang mengaku aparat, tapi tidak berseragam,” kata BRM Suryo.

Sementara itu, BRM Yudistira mengaku mengalami luka dibagian punggung saat menahan pintu ditutup. Sedangkan GRAy Devi mengalami luka di tangannya.

“Saya akan melaporkan ini. Nanti saya mau visum dulu,” kata BRM Yudistira.

Sementara itu, Ketua Eksekutif LDA, Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi menyangkan adanya aksi penodongan oleh oknum aparat itu. Dia menuturkan, ada lima aparat yang ditugaskan di Keraton Kasunanan Solo, dua di antaranya menikah dengan abdi dalem.

Menurut Eddy, pihaknya sudah bersurat ke Propam tapi tidak direspons serius. Lima tahun (oknum aparat) tidak pernah dipindah tugas.

“Mulai sekarang kami mohon kepada pengampu kepentingan menugaskan oknum aparat bersangkutan berjuang untuk kepentingan bangsa di tempat lain. Keraton ini aset bangsa, aset dinasti. Jangan diperlakukan seperti rumah sendiri. Kami berharap ini menjadi kejadian terakhir,” pungkasnya. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.