Klarifikasi, Pemuda di Waykanan Tewas Tegak Racun Tikus Bukan Akibat Putus Cinta

Waykanan, Warta9.com – Pihak keluarga almarhum, Ade Pernanda Pohan mengklarifikasi pemberitaan media pada Sabtu, (6/02/2020) yang berjudul “Diduga Putus Cinta Pemuda di Waykanan ini Tewas Usai Tegak Racun Tikus”.

Boy sapaan akrab Ade Pernanda Pohan almarhum EM, membenarkan meninggal almarhum karena bunuh diri dengan minum racun tikus merek Timex karena depresi.

Akan tetapi penyebab depresinya bukan karena patah hati atau putus cinta. Melainkan dia depresi karena belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya, dengan cara memperbaiki rumah mereka seperti angan-angan almarhum.

“Awal depresi Eko Miratno ketika dia pulang  dari merantau di Jakarta, karena gagal mendapat pekerjaan dan kehabisan uang. Sementara pekerjaannya di Pemda Waykanan sudah terlanjur dilepaskan,” ujar Boy sapaan akrab Ade Pernanda Pohan.

Diteruskan Boy ketika pulang memang EM dalam keadaan baik baik saja, normal dan sehat. Tapi tidak berapa lama dia jadi pemurung dan pendiam. Melihat keadaan ini sebagai sepupu Boy berinisiatif membawa EM ke dokter ahli jiwa di Bandar Lampung.

Pada waktu dokter Cahya Ningsih yang menangani EM bertanya kenapa dia murung dan apa yang dipikirkannya, jawab Eko Miratno dia kecewa dan malu karena tidak bisa membahagiakan kedua orangtuanya. Dan kesimpulan dr. Cahya Ningsih waktu itu, almarhum mengidap depresi akut.

Diceritakan juga oleh ibu Eti Mbah almarhum. Sebenarnya Eko ini anak tunggal, anak satu-satunya pasangan Sugiono dan Juminten. Orangnya ramah, pendiam dan tak banyak ulah. Karena itu sangat disayangi kedua orangtuanya.

Dahulu ketika pulang dan gagal dapat kerja di Jakarta dia sakit panas berbulan-bulan, beberapa kali dibawa ke dokter Putu di Banjit.  Setelah sembuh mulailah sifat pendiam dan melamunnya datang.

EM sempat kerja di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Waykanan. Keterangan atasannya Kasi Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Waykanan Iswahyudi, bahwa Eko diterima kerja di akhir tahun 2017 ditempatkan di bagian kebersihan jalan area Kantor Pos Blambangan Umpu hingga Masjid At’ Takwa Blambangan Umpu.

“Dia tak lama bekerja di pasukan orange, masuk akhir 2017 beberapa bulan kemudian sekitar pertengahan tahun 2018 dia tidak masuk kerja lagi. Saya datangi ke rumah orang tuanya dan kata mereka Eko kerja di Jakarta di ajak teman sekolahnya dahulu. Tiba-tiba  malam harinya Eko telpon saya minta maaf dan pamit mengundurkan diri dari pasukan orange,” terang Iswahyudi.

Kata Boy, almarhum Eko sebenarnya memiliki pacar bahkan beberapa kali berganti pacar.  Mereka sering komunikasi lewat telpon bahkan pacar almarhum pernah datang kerumahnya. Eko juga aktif di media sosial, dia punya akun Facebook dan WhatsApp.

Lanjut Boy, Eko juga pernah ditawari masuk kerja di PJKA menggantikan seseorang tapi ditolaknya. Entah kenapa dia tidak lagi bergairah untuk bekerja sementara keinginan dia untuk membahagiakan kedua orangtuanya sangat menggebu-gebu namun pekerjaan belum juga Eko dapatkan. Karena merasa gagal dan malu Eko Miratno memilih mengakhiri hidupnya dengan menegak racun tikus. (W9-Joe)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.