Komplek Balaikota Di Aspal Menggunakan Aspal Limbah Plastik

Tegal, Warta9.com – Akhirnya Pemerintah Kota Tegal dan Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) berhasil mewujudkan kerja sama dalam pengaspalan jalan di Komplek Balaikota Tegal.

Pengaspalan Komplek Balaikota Tegal diawali dengan Ceremony Aspal Plastik kerjasama Pemkot Tegal dengan Inaplas di Pendopo Ki Gede Sebayu Kota Tegal, Selasa (3/12/2019).

Jalan yang diaspal kurang lebih 1800 meter persegi dengan menggunakan sampah plastik dengan total kurang lebihi 267 ribu lembar atau dengan volume  kurang lebih 500 kg.

Pengaspalan jalan di Balaikota Tegal merupakan hasil MoU antara Pemkot Tegal dengan Inaplas yang ditandatangani Walikota Tegal H Dedy Yon Supriyon dan Wakil Ketua Umum Inaplas Suhat Miyarso pada Selasa (5/11/2019) di Jakarta satu bulan yang lalu.

“Setelah MoU ini adalah uji coba untuk pengaspalan dari limbah plastik. Ini upaya kita khususnya plastik tidak cuma dibuang tetapi juga dimanfaatkan untuk pengaspalan.  Saya berharap uji coba ini berhasil dan tidak terkendala. Sehingga nanti selanjutnya akan dilaksanakan untuk seluruh jalan di Kota Tegal,” ungkap Dedy Yon kepada awak media di Jalan Ki Gede Sebayu, Komplek Balaikota Tegal sebagai lokasi pengaspalan.

Walikota turut didampingi Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, Direktur Inaplas Edi Rivai, Ketua KPD Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Wilayah Jawa Tengah.

Permasalahan limbah plastik harus ada solusi dari masyarakat. Antara lain bank sampah, berupa keterampilan dan kerajinan. “Dan juga digunakan untuk aspal jalan yang hari ini kita laksanakan,” ungkap Walikota.

Walikota juga menyebut, keunggulan aspal plastik jika terkena matahari akan memuai dan merapat jika ada pori yang berlubang. Dia berharap, kedepan akan dilaksanakan perbaikan jalan yang sudah rusak di Kota Tegal menggunakan aspal plastik.

“Kita laksanakan secara bertahap, dengan skala prioritas mendahulukan jalan yang rusak lebih dahulu untuk diperbaiki,” jelas Dedy Yon.

Rivai mengucapkan terima kasih karena Inaplas telah berkolaborasi dengan Pemkot Tegal. Hal tersebut diungkapkanya sebagai satu wujud yang baik dan kedepan diharapkannya akan terus meningkat.

Termasuk pengembangan sektor industri plastik dan pengolahan plastik di Kota Tegal, sehingga diharapkan nantinya akan membuka lowongan kerja.

Dikatakan Rivai, terkait solusi pengolahaan limbah plastik, langkah pertama  yakni penggunaan sampah plastik untuk aspal plastik. Kemudian yang kedua mengubah kebiasaan masyarakat dalam hal membuang sampah secara sembarangan.

“Ini adalah suatu contoh bagaimana mengubah sampah menjadi bermanfaat. Tentu dengan sirkular ekonomi ini banyak manfaat baik pada hulu menengah dan hilir, sampai kepada pengolahan itu sendiri. Jenis sampah yang diolah untuk aspal plastik adalah jenis kantong plastik atau kantong kresek (high density polyethylene) yang merupakan plastik dengan nilai terendah,” jelas Rivai.

Diharapkan Rivai, dengan contoh pilot project di Kota Tegal, beban lingkungan dan TPA akan berkurang. “TPA bukan tempat sampah, TPA sebagai tempat residu. Jadi kita harapkan masyarakat akan terus meningkatkan pengelolaan sampah dengan melakukan pemilahan sampah sejak awal, sehingga nilanya bermanfaat bagi semua,” ungkap Rivai.

Disebutkan Rivai tahun ini, Inaplas sudah bekerja sama dengan PUPR, dengan membangun jalan sepanjang 22 km di 43 titik lokasi, termasuk di Kota Tegal. “Hasil riset PUPR kekuatan jalan meningkat 40 persen, dengan demikian biaya perawatan jalan akan lebih murah, lebih efisien dan lingkungan akan lebih baik,” ungkap Rivai.

Rivai merinci, jalan yang dibangun di Balaikota Tegal menggunakan sampah plastik dengan total kurang lebihi 267 ribu lembar. “Ini baru pilot, lebih kurang 500 kg. Nanti kedepan akan lebih banyak,” ungkap Rivai. Namun Rivai menekankan yang dihitung bukan dari kilonya tetapi dari jumlah lembaran plastik yang diolah.

Sementara itu, Asisten Deputi Jejaring Inovasi Maritim, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya MaritimKemenko Bidang Maritim dan Investasi Drs. Latif Nurbana, M.Sc mengapresiasi program pengaspalan dengan berbahan limbah plastik yang merupakan bukti nyata dari team work.

“Pengaspalan ini bukan hanya dilaksanakan oleh satu pihak saja. Pemkot, Inaplas, PUPR, dan instansi daerah kalau tidak bekerja sama tidak akan berhasil,” ungkap Latif.

Latif menyebut team work ini sesuai dengan Perpres sebagai bagian rencana aksi penanganan sampah. Sebab, sebanyak 17 kementerian dan lembaga bahwa sampai tahun 2024 mendapat mandat yang masing-masing urusannya untuk mengurangi sampah plastik jangan sampai ke laut.

“Disinyalir Indonesia penghasil sampah laut terbesar kedua di dunia. Oleh karena itu mari kita turunkan peringkatnya dan komitmen dari wilayah dengan adanya rencana strategis melalui RPJMD. Terpenting adalah keterlibatan seluruh pihak,” pinta Latif. (W9-sho)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.