Kurun Dua Tahun, Ratusan Hektare Sawah Lenyap Berganti Bangunan

Buleleng, Warta9.com – Dalam kurun dua tahun terakhir 2017-2018 tercatat sebanyak 168 hektare lahan persawahan di Kabupaten Buleleng, mengalami alih fungsi lahan bukan pertanian, menjadi berbagai bangunan termasuk fasilitas umum.

Atas kondisi tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, telah melakukan pemetaan terhadap Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) untuk menjamin ketersediaan pangan.

Kadis Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta menjelaskan, kenyataan alih fungsi lahan memang tidak dapat dipungkiri saat ini. Mengingat salah satu pengaruh yaitu perkembangan penduduk yang semakin hari semakin meningkat dan memerlukan hunian.

Itu terdata, dari luasan total lahan persawahan di Kabupaten Buleleng, pada tahun 2018 tercatat 10.335 hektare, menyusut menjadi 168 hektare atau 1,54 persen. Dan tahun 2019 terjadi penyusutan akibat alih fungsi lahan 9.497 hektare.

“Meski belum berpengaruh terhadap produksi beras, tetapi ini harus ditekan semaksimal mungkin,” ucap Sumiarta, Sabtu (24/8).

Oleh karenanya, dengan adanya program pemerintah pusat saat ini, Dinas Pertanian Buleleng bekerjasama dengan Universitas Udayana dan Badan Pertanahan (BPN) sedang memetakan lahan pertanian yang akan dilindungi PLP2B,b. Sebagai salah satu upaya menekan alih fungsi lahan di Buleleng.

“Ada sebanyak 6.333 hektare akan ditetapkan sebagai lahan pertanian yang dilindungi,” ujarnya.

Namun itu tidak gampang, harus meminta persetujuan petani sebagai pemilik lahan pribadi. Sebaliknya, pemilik lahan persawahan yang sepakat untuk mempertahankan lahannya, maka akan dijaminkan pemerintah mendapat intensif dalam pengolahan dan produktivitas lahan pertaniannya. Sedangkan sisa lahan lainnya akan dipakai sebagai lahan cadangan yang juga dilindungi.

“Saat ini masih pemetaan dan sisanya lagi masih ada dua ribu sekian hektare. Meski sisanya belum dipetakan bukan berarti boleh dialih fungsikan, tetap akan diupayakan untuk dipertahankan,” kata Sumiarta.

Selain itu, pihaknya juga tengah mengintensifkan upaya peningkatan produktivitas dengan lahan yang terus berkurang. Bahkan dalam satu tahun dengan adanya teknologi pertanian saat ini, masa tanam bisa sampai empat kali. Peningkatan produktivitas ini juga dibarengi dengan pemberian bantuan bibit, pupuk bersubsidi dan sarana prasarana penunjang pertanian. (W9-Soni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.