Lapor Pak Walikota, Gadis 12 Tahun Penderita Kista di Semarang Butuh Uluran Tangan

Wagino, orang tua Alita saat ditemui di rumahnya, Sabtu 3 Oktober 2020, (foto: Warta9.com/Alim)

SEMARANG, Warta9.com – Seorang siswi kelas 6 Sekolah Dasar (SD) bernama Alita (12), warga Karangsari RT 06 RW 12 Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang saat ini sedang membutuhkan uluran tangan dari para Dermawan. Pasalnya, saat ini Alita sedang menderita penyakit kista yang menyebabkan anak tersebut harus terbaring dirawat di rumah sakit.

Anak dari pasangan Wagino (53) dan Marsih (almarhumah) itu sudah mulai merasakan sakit sejak dari awal puasa tahun ini atau sekitar 6 bulan lalu. Namun mulai parah dari dua bulan terakhir ini.

Selama menderita sakit, Alita sudah beberapa kali diperiksakan ke klinik atau Puskesmas terdekat, namun belum juga sembuh.

Di saat penyakitnya kambuh, bocah malang tersebut hanya bisa menangis meminta pertolongan kepada ayah serta kakak-kakaknya. Karena ibu kandungnya sudah meninggal sekitar dua tahun yang lalu.

Ditemui di rumahnya, Wagino mengungkapkan, sakit yang diderita anaknya menurut dokter adalah kista. Awal mula anaknya hanya mual-mual biasa, namun lama-kelamaan kondisi perut mulai membesar dan keras.

“Pertamanya mual-mual, terus saya periksakan ke klinik 24 jam, kondisi perut membesar seperti ada benjolan sampai anaknya nangis guling-guling,” terang Wagino kepada Warta9.com, Sabtu (3/10/2020) siang.

Mengetahui penyakit anaknya semakin parah, Wagino akhirnya membawa ke RS Ketileng bulan September kemarin. Di RS Ketileng, anaknya dirawat selama 5 hari. Kemudian pulang ke rumah. Satu Minggu di rumah, penyakit anaknya masih saja kumat hingga akhirnya sejak hari Jumat (2/10/2020) kemarin, anaknya menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi Semarang.

Rasa sakit di perut bocah malang itu kian menjadi-jadi ketika malam hari. Bahkan, saat penyakitnya sedang kumat, anak tersebut hanya bisa menangis terus menerus sambil memegangi bagian perutnya yang sakit sampai tidak bisa tidur.

“Kalau pas kumat, bocahe nangis jempalikan,” ucap Wagino.

Memang sementara ini mereka sudah diringankan dengan adanya Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi karena keterbatasan ekonomi serta posisi Wagino saat ini sedang menganggur dan tidak ada penghasilan, jadi cobaan ini dirasa sangat berat bagi keluarga mereka, karena selama anaknya dirawat, mereka harus kesana kemari untuk menjaga secara bergantian di rumah sakit dengan keuangan yang minim.

Kini keluarga berharap supaya anaknya bisa mendapatkan perawatan yang maksimal selama berada di Rumah Sakit agar penyakit anaknya bisa secepatnya sembuh. (Alim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.