Lomba Agustusan Ala PTPN VII Unit Kedaton, Belasan Pekerja Adu Cepat Sadap Karet

LOMBA SADAP KARET – Manajer Unit Kedaton Hidayat menyematkan nomor pada peserta sadap karet. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.com – Memperingati hari Kemerdekaan RI, perlombaan menarik dilakukan oleh PTPN VII untuk pekerja penderes karet.

Belasan pekerja tampak beradu tangkas menyadap getah karet di Afdeling II PTPN VII Unit Kedaton Lampung. Peserta lomba menyadap karet terdiri dari pekerja enam afdeling yang diutus untuk memeragakan kinerja terbaik pada lomba sadap karet di lingkungan Unit Kedaton di Desa Sabah Balau, Tanjungbintang, Lampung Selatan, Senin (13/8/2018).

Kemeriahan di tengah kebun karet itu sudah tampak sejak pukul 6.00. Pada lomba yang dibuka Manajer Unit Kedaton Hidayat pukul 7.00 itu dihadiri Askep Keuangan Antonius, Askep Tanaman Heru Purwito, para asisten, mandor, dan puluhan pekerja.

Dalam sambutannya, Hidayat mengatakan ajang ini sebagai reuni ekspektasi (harapan menjadi kenyataan) para pekerja sadap untuk menunjukkan kemampuannya. Ia menyebut, bukan hadiah yang menjadi target, tetapi transfer ketangkasan dari penyadap satu kepada yang lain. “Kami memakai momen HUT ke 73 Indonesia. Ada lomba-lomba lain yang bersifat kemeriahan, tetapi kami juga ingin mengisi dengan lomba yang mengandung edukasi dan transfer pengetahuan. Ini juga menjadi ajang reuni bagi para pekerja yang selama ini jarang bertemu karena tempat tugas mereka berjauhan,” kata manajer yang akrab dengan para pekerja ini.

Mengenai materi lomba, Askep Keuangan Antonius menjelaskan, lomba ini mempersyaratkan semua peserta mematuhi prosedur operasional standar (SOP) yang berlaku di PTPN VII. Ia menyebutkan, penyadap adalah ujung tombak dari profit senter dari PTPN VII pada komoditas karet. Oleh karena itu, penyadap harus memiliki kecakapan dan kecermatan khusus. “Kami harus mengatakan, saudara kami pekerja penyadap ini adalah pelaksana utama dari hampir seluruh proses produksi. Jika penyadap tidak kerja, tidak ada produksi. Jika sadapannya tidak sesuai prosedur, hasilnya bisa sedikit. Jika penyadap tidak teliti dan hati-hati, kualitas lateksnya jadi rendah dan tidak bisa diolah menjadi karet olahan high grade,” kata Anton yang juga Ketua Tim Percepatan dan Pengawalan Produksi ini.

Senada, Heru Purwito yang menjadi Ketua Panitia Lomba juga menyatakan, lomba ini sebagai uji petik pekerja sadap. Ia mengatakan, meskipun kompetensi para penyadap di seluruh afdeling di Unit Kedaton telah dibekali pengetahuan dan setiap hari telah melakukan pekerjaannya, forum adu tangkas ini sangat diperlukan.

“Ya, menyadap memang sudah menjadi pekerjaannya sehari-hari, tetapi kalau dilombakan begini kan bisa saling tukar informasi. Ajang ini juga menjadi wahana bagi manajemen maupun karyawan untuk saling menyampaikan pesan,” kata dia.

Asisten Teknik dan Wakil Ketua Tiem Pengawalan Produksi PTPN VII Unit Kedaton Into Indrady menambahkan, lomba sadap ini bisa menjadi salah satu pengganti tapping school (semacam pelatihan) di lingkungan PTPN VII yang sudah cukup lama tidak dilaksanakan. Hal ini karena para pemenang kemudian akan didaulat untuk mempresentasikan tentang strateginya bisa unggul. “Para juri yang terdiri dari para mandor akan memperhatikan sadapan dan melakukan penilaian berdasarkan norma sadap di PTPN VII. Ada banyak kriteria atau parameternya. Antara lain, kesesuaian kulit tersadap, kebersihan getah, perlakuan terhadap pohon, jarak talang, dan lainnya. Jadi, tidak hanya dari banyaknya getah yang dihasilkan,” kata Into.

Hasudin, salah satu peserta lomba dari Afdeling I mengakui lomba ini sangat baik untuk memacu pekerja menyadap dengan baik. Pria 37 tahun ini mengatakan, penyadap harus peduli dengan pohon yang disadap karena getah adalah darah dari perusahaan ini. “Kalau orang Jawa bilang, getah ini adalah getih (darah) nya. Kalau getahnya ada, maka perusahaan hidup. Ada getah tetapi jelek, ya perusahaan bisa nggak sehat. Makanya, penyadap harus terampil betul. Tetapi, tolong kepada para bapak di atas (manajemen), tolong perhatikan nasib kami para penyadap,” kata peserta yang berhasil mengumpulkan getah terbanyak, yakni 17 Kg dalam jangka 2,5 jam itu sambil tersenyum. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.