
Bandarlampung, Warta9.com – Kekuatan seorang pemimpin terlihat pada pengaruhnya kepada orang lain. Kepemimpinan bukanlah terletak pada jabatan seseorang, melainkan kemampuan menggerakkan dan memengaruhi orang lain.
Oleh karena itu, setiap mahasiswa sejak dini dipersiapkan menjadi pemimpin sekarang dan masa depan. Selain memperbanyak pengalaman dalam kegiatan kemahasiswaan, juga mesti mematangkan diri dengan sikap dan perilaku yang baik. Salah satunya dengan terus meningkatkan kapasitas diri dengan memperluas relasi dan membaca.
Demikian disampaikan Wakil Rektor Universitas Teknokrat (UTI) Dr. H. Mahathir Muhammad, SE, MM, pada latihan dasar kepemimpinan (LDK) di Gelanggang Mahasiswa Dr HM Nasrullah Yusuf kampus setempat, Kamis (13/2/2025).
Acara LDK Universitas Teknokrat Indonesia dibuka secara resmi oleh Ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar.
Mahathir langsung turun langsung memberi materi LDK mahasuswa Universitas Teknokrat. Ia memberi bekal kepemimpinan bagi mahasiswa, agar siap saat terjun di masyarakat.
Mahathir menceritakan beberapa pengalaman selama mengelola kampus berjuluk ”Sang Juara” ini.
Ia misalnya menekankan bahwa menjadi seorang pemimpin itu tak mesti disukai semua orang. Sebab, putusan seorang pemimpin mesti tegas dan kokoh yang boleh jadi tidak disukai sebagian kalangan.
Meski demikian, jika keputusan sudah dibuat, semua wajib melaksanakannya untuk keberhasilan organisasi.
Mahathir juga menceritakan teladan yang diberikan Rektor UTI Dr. HM Nasrullah Yusuf, SE, MBA, bagaimana dia membangun Universitas Teknokrat, sejak masih berupa kursus tahun 1986 di sebuah garasi rumah Nasrullah di bilangan Jalan Kartini, Bandarlampung.
Lembaga kursus itu kini bermetamorfosis menjadi kampus swasta terbaik di ASEAN dengan beragam prestasi membanggakan yaitu Universitas Teknokrat Indonesia.
Salah satu bagian dalam item manajemen yang ketat dilakukan Rektor selama ini adalah kontrol terhadap putusan yang sudah dibuat. Kontrol menjadi penting untuk memastikan semua pendelegasian tugas berjalan dengan baik. Juga memastikan semua ihwal pekerjaan terlaksana dengan lancar.
Pada sesi tanya jawab ada mahasiswa yang bertanya seputar mengelola konflik. Mahathir mengatakan, konflik pada dasarnya adalah awalan untuk mencari solusi. Adanya konflik, jika dikelola dengan baik, justru akan mendatangkan banyak manfaat kepada organisasi.
Sebab, setiap orang berusaha mempertahankan gagasannya untuk direalisasikan. Karena itulah kemudian kita bisa mencari yang terbaik dari konflik itu untuk kemajuan organisasi atau perusahaan.
”Justru yang sulit itu adalah menciptakan konflik yang bertujuan memperkaya khazanah ide dan gagasan untuk kemajuan. Kalau menyelesaikan, cukup duduk bareng, makan enak, kemudian dicari titik temunya,” kata Mahathir. (W9-jm)