Menelisik Sejarah dan Kewartawanan Wirahadikusumah Calon Ketua PWI Lampung.

Oleh : Dedi Priyono

Menelisik sejarah kewartawanan Wirahadikusumah Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Provinsi Lampung  yang dibilang sangat gemilang, kandidat Calon Ketua PWI Provinsi Lampung periode 2021-2026 menggantikan berakhirnya masa jabatan Supriyadi Alpian.

Wira sapaan akrab Wirahadikusumah yang lahir di Telukbetung Bandar Lampung, 10 Juni 1983, ternyata pria ini berdarah keturunan Tiyuh (Kampung) Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Lampung.

Dari garis keturunan sang kakek bernama H. Achmad Syarifudin Akbar, gelar Suttan Akbar atau lebih dikenal kakeknya dengan sebutan gelar Suttan Kacou, ternyata Nenek Wira, bernama Hj. Siti Khadijah, juga berasal dari keturunan Tiyuh Gunung Terang Tubaba.

Tiyuh Pagar Dewa dan Gunung Terang merupakan perkampungan tua di Tubaba, yang menyimpan sejarah peradaban kerajaan Tulang Bawang khusus Marga Tegamoaan, salah satu merga keturunan kerajaan Tulang Bawang dimasanya.

Putra dari pasangan Drs.H. Kasman Achmad dan Hj. Rusmaini, S.Pd itu, dijuluki gelar adat dari Pepadun Suttan Akbar, dengan gelar Minak Permatou Jagad.

Ia, tertarik dengan prosesi wartawan lantaran pamannya (kakak kandung ayahnya) bernama Drs. H.M. Roem Akbar, bersahabat dengan wartawan.

Roem Akbar yang juga bergelar Suttan Akbar Muda, tercatat sebagai pendiri Surat Kabar Harian (SKH) Tamtama bersama Mantan Ketua PWI Lampung Harun Muda Indrajaya dan Firdaus Agustian.

Wira menggeluti profesinya pada Mei 2008 dan tercatat sebagai wartawan desk kriminal SKH Radar Lampung, kemudian pada 2009, Wira memutuskan masuk organisasi profesi wartawan, bernama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan status anggota muda.

Dua tahun berstatus anggota muda PWI Lampung, ia lantas mengikuti Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) PWI pertama kali di Lampung pada 2011.

SJI ini memang dikhususkan untuk pendidikan anggota muda PWI selama seminggu. Pematerinya tokoh pers kaliber seperti Marah Sakti Siregar, Uni Lubis, dan Hendry ch Bangun.

Pasca-SJI, Wira menempuh Uji Kompetensi Wartawan (UKW) untuk jenjang wartawan muda pada 2011.

Lulus UKW, dia sah menjadi anggota biasa dan masuk struktur kepengurusan bidang advokasi dan hukum PWI Lampung periode 2011-2016.

Ketika itu, Wira masih bekerja di Radar Lampung, salah satu media mainstream di provinsi ini sebagai redaktur halaman Metropolis yang khusus menyajikan berita-berita di Bandarlampung.

Pada Desember 2014, ia menjadi murid jurnalis kawakan Dahlan Iskan (DI) di Graha Pena Jakarta selama 10 hari. Tidak ada pemateri lain dalam pelatihan untuk pemimpin redaksi (pemred) ini. Hanya DI.

Di sinilah, dia sempat ’membohongi’ DI lantaran sudah jauh-jauh dari Lampung namun malah diminta pulang. Sebab, pelatihan khusus untuk pemred. Sementara, Wira masih menjadi redaktur.

Selain itu, kurikulum pelatihan sebenarnya untuk koran yang punya spesifikasi khusus. Seperti fokus pada pemberitaan kriminal, bisnis, atau politik. Tidak untuk koran umum seperti Radar Lampung.

Namun, Wira nekat beralasan Radar Lampung bakal mendirikan koran baru khusus kriminal. Dengan dalih ini, ia berhasil masuk kelas eksklusif ini.

”Padahal, sampai sekarang pun koran khusus kriminal ini tidak ada,” kenang Wira, Sabtu (24/4/2021).

Pada 2015, Wira dikirim ke Jawa Pos untuk pelatihan redaktur selama sepekan. Yang mendidik para panglima Jawa Pos, dengan posisi redaktur pelaksana ke atas.

Ada Leak Kustiya yang saat itu Direktur Jawa Pos, Nur Wahid (pemred) dan Abdurrohim (wakil pemred).

Pelatihan level nasional ini kemudian membawa Wira pada 1 Februari 2016 resmi sebagai pemred Radar Lampung. Dan, lantaran Ingin fokus pada keredaksian, Wira memutuskan tidak masuk kepengurusan PWI pada 2016-2021.

Saat menjadi Pemred Radar Lampung itulah ia sempat mengikuti UKW untuk kategori Utama yang diadakan PWI Lampung bersama PWI Lampung Utara di Kotabumi.

Karirnya di Radar Lampung semakin moncer hingga Juni 2017, ia merangkap jabatan sebagai deputy general manager yang membawahi divisi pemasaran dan redaksi.

Pada Juli 2018, Wira kemudian memutuskan ke luar dari zona nyaman. Ia resign dari Radar Lampung.

Pada April 2019, Wira hijrah ke Rilisid Lampung. Tak tanggung-tanggung, ia langsung menempati posisi sebagai direktur utama sampai sekarang.

Tak lama kemudian, pada Agustus 2019, Dahlan Iskan menghubunginya menawarkan posisi sebagai redaktur jarak jauh di calon koran bernama Harian Disway.

”Sehari kemudian, Abah (panggilan Dahlan Iskan, Red) menelepon lagi, dan meminta saya menjadi pemred,” ujar Wira.

Tapi, Wira saat itu merasa berat karena syarat menjadi pemred harus tinggal di Surabaya. Sementara, anak dan istrinya berada di Lampung.

Akhirnya DI memberikan jalan tengah. Sambil menunggu persiapan koran Harian Disway Wira diminta menulis di rubrikasi ’Disway Viral’ di disway.id.

Penulis di disway.id ini hanya ada tiga orang. Yakni Dahlan Iskan dan anaknya, Azrul Ananda, serta Wira. Di sini, Wira mengisi rubrikasi Disway Viral sampai Desember 2019.

”Saya menerima karena ingin menimba ilmu jurnalistik dari Abah. Setiap hari, saya pasti berhubungan dengan beliau. Dari teleponan sampai WhatsApp-an dengan Abah,” terang Wira.

Pada tahun itu juga Wira memutuskan kembali aktif di PWI. Bertepatan, reshuffle kepengurusan PWI Lampung untuk penyegaran. Ia diamanahkan sebagai wakil ketua bidang pendidikan sampai sekarang.

Ia pernah menggarap beberapa even berkelas PWI Lampung. Salah satunya pada akhir Desember 2019 juga, menjadi ketua umum pelaksana Pekan Tjindar Boemi.

Lalu, tepat pada awal Januari 2020 sampai saat ini, Wira fokus membangun Rilisid Lampung dan mengembangkan koran Rilisid Lampung.

Kini wira, menegaskan tekadnya untuk menjadi calon ketua PWI Lampung.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.