Menjaga Kerukunan di Masyarakat Bagian Implementasi Wawasan Kebangsaan

banner 970x250
Jamhari saat menjadi narasumber pembinaan IPWK anggota DPRD Bandarlampung. foto: dok warta9

Bandarlampung, Warta9.comWartawan senior Lampung Jamhari, menyampaikan ikut aktif dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama, suku, atau budaya dalam bermasyarakat, merupakan bagian dari implementasi wawasan kebangsaan.

Hal itu disampaikan Jamhari, pada acara pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (IPWK) yang dilaksanakan oleh anggota DPRD Bandarlampung H. Yuhadi, SHI, MH, di Kelurahan Gedong Air Tanjungkarang Barat, Rabu (12/2/2025).

Bacaan Lainnya

Jamhari menjelaskan, dengan menciptakan kerukunan di masyarakat apapun posisi kita, apa itu RT, Lurah, Camat bahkan kepala daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dengan mendukung segala upaya yang dilakukan dalam mewujudkan suatu keadilan sosial dalam bermasyarakat, merupakan bentuk implementasi dari wawasan kebangsaan dengan asas Bhinneka Tunggal Ika.

Dijelaskan Jamhari wartawan kompetensi utama ini, bahwa konsep wawasan kebangsaan Indonesia tercetus saat diikrarkannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 sebagai tekad perjuangan keberadaan bangsa Indonesia. Pernyataan eksistensi Indonesia adalah satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia.

“Dalam ikrar Sumpah Pemuda menyatakan ‘Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia’. Makna satu bangsa ialah meski terdiri atas bermacam-macam suku dengan agama, budaya, dan adat istiadat berbeda-beda, namun tetap satu yaitu Bangsa Indonesia, sesuai semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’.

“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia’. Hal itu berarti bahwa bangsa Indonesia mengaku hanya bertanah air satu, yaitu ‘Tanah Air Indonesia’”.

“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia”.

“Pada hakikatnya, wawasan seperti ini tidak mengenal perbedaan asal usul agama, keturunan, warna kulit, ataupun kesukuan. Sehingga, wawasan kebangsaan Indonesia itu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Jamhari, Pemred Warta9.com ini.

Contoh sederhana Wawasan Kebangsaan yang bisa dilakukan yaitu, Mau bersikap rasional dan dinamis dalam berpikir serta berpandangan sebagai seorang intelektual.

Memanfaatkan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi dalam kepentingan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ikut aktif dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama, suku, atau budaya dalam bermasyarakat.

Jamhari juga merinci makna “Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa”.

*Satu Nusa
Nusa artinya pulau atau wilayah. Satu nusa berarti satu wilayah atau satu tanah air. Indonesia adalah negara kepulauan, yaitu negara yang wilayahnya memiliki banyak pulau.

Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia. Hal itu karena Indonesia mempunyai belasan ribu pulau besar dan kecil, yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

Dalam ikrar Sumpah Pemuda menyatakan ‘Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia’. Hal itu berarti bahwa bangsa Indonesia mengaku hanya bertanah air satu, yaitu “Tanah Air Indonesia”, kokoh dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

*Satu Bangsa
Bangsa ialah kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat istiadat, bahasa, dan sejarah. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa.

Seperti diketahui, di Pulau Sumatra terdapat suku-suku Aceh, Batak, Minangkabau, Melayu, Mentawai, Nias, Lampung. Kemudian di Pulau Jawa terdapat suku-suku Betawi, Sunda, Badui, dan Jawa. Sementara, di Pulau Kalimantan terdapat suku Dayak, Banjar, Bugis, Kutai.

Di Sulawesi terdapat suku Bantik, Minahasa, Mongondow, Banggai, Buton. Masih banyak lagi suku bangsa yang terdapat di Indonesia seperti suku Bali, Sasak, Sumbawa, Alor, Ambon, Asmat, Aero, dan sebagainya.

Setiap suku bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda, meski begitu tetap merupakan satu kesatuan yaitu Bangsa Indonesia.

*Satu Bahasa
Ikrar Sumpah Pemuda menyatakan, ‘Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia’. Bahasa persatuan artinya bahasa yang bisa mempersatukan setiap bangsa Indonesia.

Meski setiap suku memiliki bahasa daerah masing-masing, bangsa kita memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Dengan Bahasa Indonesia setiap suku bangsa dapat berkomunikasi saling mengenal satu sama lain.

Perlu diketahui, lanjut Jamhari, banyak negara di dunia yang tidak memiliki Bahasa Nasional, contohnya ; Inggris, Amerika Serikat, Australia, Meksiko, Pakistan.

Meksiko; telah kehilangan lebih dari 130 bahasa asli selama masa kolonialnya dibawah Spanyol.

Amerika Serikat dan Australia juga tidak memiliki bahasa resmi, tetapi mereka memperlakukan Bahasa Inggris sebagai bahasa nasional de facto karena kedua negara tersebut memiliki populasi yang mayoritas berbahasa Inggris.

Lebih dari setengah negara bagian Amerika Serikat telah menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi mereka.

Australia, meskipun lebih dari tiga perempat negaranya berbicara bahasa Inggris, negara ini memiliki lebih dari 200 bahasa, tapi tidak ada bahasa resmi.

Pakistan Bahasa Urdu, terkait urusan Dokumen Negara menggunakan Bahasa Inggris.

Singapura, negara ini mengakui empat bahasa resmi: Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil. Namun, tidak ada bahasa ibu yang khusus digunakan di Singapura. (W9-yus)

banner 970x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.