Miliki Hutang di Koperasi Bangkrut, Astawa Nekat Akhiri Hidup 

Tabanan, Warta9.com – Diduga karena permasalahan hutang piutang, I Putu Astawa (47) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara terjun bebas dari atas Jembatan Kembar perbatasan Banjar Gerokgak Gede Desa Delod Peken dengan Banjar Sanggulan Desa Banjar Anyar, Kabupaten Tabanan, Kamis (28/11) malam.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 19.30 Wita. Bahkan, sebelum melakukan aksi loncat dari jembatan, korban sempat beniat untuk menabrakkan diri ke mobil truk. Hanya saja truk tersebut berhasil menghindar.

Saksi sumber dipercaya mengatakan, bermula saat diranya hendak pulang ke tempat tinggalnya di Banjar Jambe Baleran, Desa Dajan Peken, Tabanan. Setiba di TKP tepatnya sebelah timur jembatan saat posisi sumber berada dibelakang truk, dan melihat truk ngerem mendadak.

Diperkirakan waktu itu korban hendak menabrakan diri dengan cara tiduran di atas badan jalan, namun tidak berhasil. Saksi pun mengambil haluan kekiri untuk menghindari truk dan dan melihat korban Putu Astawa lari ke barat pinggir jembatan lalu naik ke besi jembatan dan meloncat kebawah sedalam 50 meter.

Mendapati peristiwa tersebut, dan sejumlah warga pun menghubungi pihak kepolisian. Setelah mendapat laporan, petugas dari Polsek Kota Tabanan langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi. Dengan dibantu anggota TRC BPBD Tabanan sekitar 10 orang dan PMI Tabanan, serta sejumlah warga turun ke lokasi korban jatuh melakukan evakuasi.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika menyatakan, korban ditemukan di samping Tukad Yeh Panahan dalam kondisi tertelungkup. Kondisinya penuh luka dan diduga ada patah di pinggul dan kaki. Setelah berhasil dievakuasi jenazah pun selanjutnya dibawa ke BRSUD Tabanan.

Terpisah, Kasubag Humas Polres Tabanan, AKP Made Budiarta dikonfirmasi membenarkan dengan kejadian tersebut. Dimana kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

“Ya benar, saat ditemukan korban sudah meninggal. Korban mengenakan baju kaos dan celana trening warna merah,” terangnya.

Sementara itu, salah seorang keluarga korban, Wayan Budiada mengaku korban merupakan warga dari Banjar Riang Delod Sema, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel. Namun kesehariannya tinggal di sekitaran pasar kodok masuk Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan karena memiliki rumah.

Di beberkan, korban sempat bercerita masalah utang piutang lantaran ikut di salah satu koperasi yang bangkrut mencapai ratusan juta. Terlebih lagi sertifikat rumah di Pasar OB tersebut digunakan untuk jaminan. “Kami sering memberi masukan agar tidak terlalu memikirkan hal itu,” katanya.

Korban keseharinya bekerja di perusahan lilin di Tabanan dan memilili dua anak laki-laki. Satu sudah kuliah dan yang kecil masih SMP. Saat ini jenazah korban sementara waktu masih akan dititip di ruang Jenazah BRSUD Tabanan sebelum menunggu keputusan keluarga dan adat untuk diupacarai. (W9-soni)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.