Miris, RN Tewas Ditangan Pelatih Pramuka Abal Abal

OKU, Warta9.com – Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sugiri, membantah ASW (19) warga Desa Tubohan Dusun II, Kecamatan Semidang Aji, merupakan pelatih atau pembina pramuka di sekolah tersebut.

Hal itu diutarakannya, Sabtu (4/4) menyusul di temukan salah satu siswi inisial RN (12), tewas menggenaskan di areal hutan dekat lapangan olahraga Desa Tebing Kampung tak jauh dari SMP 10 tempat korban sekolah.

Saat ditemukan siswi kelas 1 SMP ini masih menggunakan baju seragam pramuka, tubuh korban ditutupi dedaunan dengan kaki dan tangan dalam kondisi terikat tali rapia.

“ASW ini bukan pelatih/pembina pramuka di sekolah, dia hanya alumni dari sini (sekolah, red),” tegas Sugiri.

Saat kejadian, kata Kepsek, sekolah tidak melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Sekolah saat ini lanjutnya, sedang melaksanakan belajar mandiri dirumah dalam rangka mencegah penyebaran covid- 19 sesuai instruksi Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan OKU.

“Tidak ada kegiatan belajar mengajar apalagi ekstra kurikuler, sesuai edaran dari dinas pendidikan, dan kegiatan pramuka yang direncanakan oleh ASW bukan kegiatan sekolah,” terangnya.

ASW memang kerap datang kesekolah setiap rabu sore saat latihan pramuka disekolah, namun kedatangannya tersebut bukan sebagai pelatih atau Pembina pramuka sekolah.

“ASW ini alumni SMP 10 OKU, dan memang hobynya pramuka setiap kita latihan ASW ini kerap ikut nimbrung, dan membantu. Tapi kita tidak pernah meminta ia membantu kegiatan tersebut, mungkin karena ia merasa alumni jadi ikut membantu,” jelasnya.

Ayah Tak Izinkan Korban Latihan Pramuka

Husni, ayah korban mengaku berat mengijinkan putrinya pergi ke sekolah untuk mengikuti latihan pramuka, setelah sehari sebelumnya menerima pesan dari terduga pelaku ASW (19) warga Dusun III Desa Tebing Kampung Kecamatan Semidang Aji.

ASW yang diduga sebagai pelatih pramuka abal abal itu menyuruh korban RN untuk datang ke sekolah karena ada latihan pramuka.

“Sekitar pukul 08.30 Wib Jum’at kemarin saya dan istri mengantar korban ke sekolah untuk latihan pramuka,” tuturnya.

Kemudian ia menunggu di kantin depan sekolag saat putrinya masuk menuju kebelakang sekolahan tersebut. Setelah itu dirinya berinisiatif menanyakan kegiatan pramuka tersebut ke penjaga sekolah.

“Kata penjaga tidak ada kegiatan apa-apa di sekolah karena dalam kondisi libur. Saya lihat kedalam sekolah ternyata sepi dan anak saya sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.

Dalam keadaan panik lanjut Husni, dirinya melapor ke polisi dan meminta bantuan masyarakat untuk mencari anaknya. Saat itu ia sempat merasa putus asa karena anaknya tak kunjung ditemukan.

Namun sekitar pukul 13.00 Wib (ba’da Jum’at) masyarakat menemukan jasad anaknya dalam keadaan menggenaskan.

“Pertama ketemu tali rapia yang diabawa oleh anaknya di bawah sebuah bangku dekat lapangan, kemudian ketemu sepatunya dan terakhir ketemu jasad anak saya,” sedihnya.

Kepada polisi, Husni berharap pelaku dapat diberikan hukuman yang setimpal dan seadil-adilnya.

“Modus dia menipu berpura-pura mengajak anak saya untuk latihan pramuka, saya berharap hukum yang seadil-adilnya,” tegasnya.

Pantauan di lapangan, rumah duka banyak di datangi oleh para pelayat terutama guru dan teman- teman korban.

Isak tangis keluarga pecah saat jenazah korban di turunkan dari rumah duka untuk dibawa ke TPU yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka. (W9-dody)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.