Musrenbang, Umar Ahmad Paparkan Konsep Pembangunan Bernilai Manfaat

BUPATI Tulangbawang Barat Umar Ahmad membuka langsung Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan Tulangbawang Tengah, Rabu (10/1/2021). Dalam kegiatan itu juga dilakukan Field Trip ke sejumlah destinasi wisata di kabupaten tersebut.

Turut mendampingi Bupati, Sekdakab Tubaba Novriwan Jaya, Pejabat Eselon II, Camat Tulangbawang Tengah, dan Kepala Tiyuh se-Kecamatan Tulangbawang Tengah.

Dalam kesempatan itu, Bupati Umar Ahmad meminta seluruh jajaranya peka dan tanggap memahami keinginanya dalam membangun wilayah yang sedikit berbeda dari kabupaten luar Tubaba.

Melalui rumusan rencana pembangunan, dia berharap ada pemikiran luas, sehingga berdampak positif bagi keberagaman masyarakat. Membangun menurut Umar, tidak hanya sekedar membangun fisik, namun juga dapat membangun nilai kehidupan dalam bermasyarakat.

Contohnya, lanjut Umar, ada sebagian pihak yang kurang memahami makna pembangunan yang dia lakukan. Seperti pembangunan Islamic Center, sempat timbul pro dan kontra, karena desain bangunan masjid sulid difahami oleh segelintir pihak.

Sekilas, kesan pertama desain konstruksi tidak seperti masjid pada umumnya. Bahkan jika dilihat dari kejauhan, gedung masjid menyerupai sebuah tugu karena tidak memiliki kubah dan menara.

Namun karena keunikan itu, urai Bupati, banyak pengunjung dari luar daerah yang datang untuk mengetahui makna desain dari simbol simbol masjid dersebut.

“Ada banyak simbol di dalam kontruksi bangunan. Beton ekspos tanpa warna dan tanpa ornamen menyimbolkan ketiadaan, bahwa tampilan luar tidaklah sepenting isinya, dan ibadah bukanlah untuk dipamerkan,” ujar Umar.

Jumlah seluruh tiang masjid ada 114 melambangkan jumlah surat Quran. Ukuran masjid 34 meter x 34 meter merujuk pada jumlah sujud dalam sehari semalam 34 kali, sedangkan tinggi menara cahaya 30 meter menunjukkan jumlah juz Quran.

Unsur Lampung juga tampak di fasad depan masjid yang berbentuk huruf Ka-ga-nga, huruf tradisional Lampung, berlafal “Sabar”, mengacu pada nama masjid, Baitus Shobur. Dimana simbol-simbol yang terkandung dapat jadi pengetahuan masyarakat sehingga nilai manfaatnya dapat dirasakan.

“Gak ada yang nyangka bagaimana bentuk masjid dulunya. Ada juga yang menentang, kenapa bentuk dan desainnya begini dan begitu. Ternyata, begitu disajikan dalam bentuk seperti ini, akhirnya banyak yang berkunjung,” papar Umar.

Untuk itu Umar mengajak, seluruh kepalo tiyuh bisa memaknai dampak positif bagi setiap pembangunan yang hendak dilakukan. Sekilas ulasan itu dia berharap seluruh jajaranya bisa lebih peka.

“Intinya bukan hanya membangun ruang, tetapi juga membangun orang, demi Kabupaten Tubaba yang maju dan berdaya saing di kancah nasional maupun Internasional,” tandasnya. (W9-Nan)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.