Pegawai Puskesmas Kotabumi II Mogok Kerja, Ini Alasannya

Kotabumi, Warta9.com – Sekitar 52 pegawai Puskesmas Kotabumi II, Lampung Utara (Lampura), menggelar aksi mogok kerja, Kamis (1/3). Itu dilakukan lantaran para pegawai tersebut menolak kehadiran dr Yoana Lisa, sebagai Kepala Puskesmas.

Kepala Tata Usaha Puskesmas Kotabumi II, Agus Darsono, menyatakan aksi mogok yang dilakukan merupakan puncak dari ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan Kepala Puskesmas II (Yoane Lisa).

“Kami sudah tidak mau lagi dipimpin oleh beliau (Yoane Lisa,red) karena kami merasa sangat tidak puas dengan kepemimpinannya,” tegas Agus usai pertemuan dengan perwakilan Dinas Kesehatan.

Aksi yang mereka lakukan ini, menurut Agus, merupakan aksi spontanitas dan tak pernah terencana sebelumnya. Reaksi spontanitas ini dipicu oleh kehadiran Yoane Lisa di Puskesmas II. Padahal pada tanggal 22 Februari lalu, pihak Dinas Kesehatan telah sepakat untuk tidak lagi mempertahankan yang bersangkutan.

“Tapi hari ini, beliau masuk kerja. Inilah yang memancing reaksi spontanitas para pegawai,” tuturnya.

Ketidakpuasan mereka terhadap Yoane Lisa disebabkan oleh berbagai alasan. Alasan – alasan itu telah dituangkan dalam pernyataan sikap yang disampaikan dalam aksi mogok. Adapun isi pernyataan itu di antaranya, membutuhkan pemimpin yang tidak arogan, tidak egois, adanya transparansi keuangan, operasional ambulans, berikan peluang kepada bidan jejaring untuk melakukan persalinan, kehadiran pemimpin yang tidak jelas kehadirannya dan setiap hari Sabtu tidak pernah hadir, tidak ikut melayani pasien.

“Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan tetap mogok karena tuntutan ini sudah kami sampaikan sejak bulan Oktober tahun lalu,” tegas dia.‎

Terpisah, menanggapi tuntutan para pegawai Puskemas Kotabumi II, Sekretaris Dinas Kesehatan, Edi Kusnadi, mengaku akan menyampaikan aspirasi tersebut ke Kepala Dinas Kesehatan, Maya Meitisa.

“Usulan nanti akan disampaikan ke Kepala Dinas. Dan beliau, yang menentukan nantinya. Dan persoalan ini jug sudah ditangani Inspektorat,” singkat Edi.

Terpisah, menanggapi adanya penolakan dirinya menjadi Kepala Puskesmas, dr Yoana Lisa mengaku semua tuntutan yang ajukan bawahannya tersebut tidak benar.
Ketika ditanya apakah memang dirinya arogan dalam memimpin Puskesmas, dengan lugas wanita berhijab ini menerangkan jika hal itu sesuatu yang subjektif.

“Saya sebagai kepala puskesmas menjalankan seusai dengan aturan yang ada. Jadi, kalau tidak sesuai dengan aturan akan saya tegur. Peneguran juga melalui mekanisme, mulai dari teguran lisan hingga tertulis,” jelasnya.

Karena itu, lanjut Yoana, mengenai persoalan yang terjadi, dia menyerahkan seluruhnya pada pimpinan (Kadiskes). Apapun keputusan tersebut dirinya siap menjalani.

“Saya punya atasan dan sebagai bawahan akan mengkuti apapun keputusan itu. Kalau saya dicopot, harus ada alasan kuatnya seperti apa,” tegas Yoana.

Berdasarkan pantauan, aksi mogok tersebut berlangsung sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Meski demikian, proses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tetap berlangsung seperti biasa. (Rozi/Syah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.