Kuansing, Warta9.com – Pemdes Teberau Panjang, Kecamatan Gunung Toar, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, terus berupaya meningkatkan ekonomi desa dari berbagai aspek. Satu diantaranya menjadi fokus yaitu meningkatkan produksi sawit masyarakat.
Ratusan hektare sawit milik warga yang tergabung dalam kelompok tani belum berhasil maksimal lantaran tidak dikelola dengan baik. Menyikapi hal tersebut, Pemdes setempat memutar otak agar produksi meningkat.
Pemdes Teberau Panjang mengajak petani sawit yang ada di desa tersebut untuk berkerjasama dengan BUMDes, melakukan pengelolaan kebun secara profesional dengan tujuan agar pendapatan meraka lebih maksimal.
Kades Teberau Panjang, Hendri dalam musyawarah yang digelar di balai desa pada Senin (4/11/2024), mengatakan bahwa BUMDes siap mendukung kebutuhan petani serta penampungan hasil panen dengan harga lebih menguntungkan.
Gagasan positif itu disampaikan Kades Teberau Panjang, Hendri, dihadapan puluhan petani untuk merubah pola atau kebiasaan dalam pengelolaan kebun sawit selama ini dinilai kurang baik, sehingga hasil panen tidak maksimal.
“Hasil panen tidak akan maksimal kalau sawit tidak dipupuk dan dirawat dengan profesional. Selama ini kan dikelola secara mandiri, mereka para petani terkendala biaya pupuk sehingga sawit tumbuh apa adanya saja,” kata Hendri.
“Ini berawal dari rasa prihatin. Bagaimana tidak, sawit yang sudah berumur diatas 5 tahun cuma panen 500-600 kilogram saja. Padahal kalau dipupuk dengan rutin dan dirawat secara baik itu bisa hasil diatas 1 ton per panen,” jelas Hendri.
Hendri berharap wacana yang dicetuskan itu dapat segera terwujud dan mendapatkan dukungan dari semua pihak terkait. Dan upaya ini di aminkan petani mayoritas mereka yang hadir pada acara musyawarah itu memberikan apresiasi kepada pemerintah desa.
“Selanjutnya terkait teknisnya sesuai regulasi, kami akan lakukan musyawarah lagi dengan pihak BUMDes dan BPD. Semoga program ini bisa segera terwujud,” tambah Kades Hendri.
Para petani pun menyampaikan dukungan terkait wacana yang disampaikan Kades Hendri. Karenanya diakui mereka bahwa selama ini sawit tidak terawat dengan baik yang berimbas kepada minimnya hasil panen.
“Adanya kerjasama dengan BUMDrs nanti kebutuhan pupuk dan lainnya disediakan mereka, tentu kami bisa ngutang. Setelah panen baru dibayar, kami jadi terbantu,” kata Kornelis salah satu petani yang mengaku memiliki sawit seluas 3 hektare.
Dukungan serupa juga disampaikan Rasidin, petani 52 tahun ini menyebut bahwa wacana yang dibahas dalam musyarah itu merupakan sebuah gagasan pemerintah desa untuk meningkatkan pendapatan petani yang harus didukung.
“Pemerintah desa memberikan solusi untuk meningkatkan ekonomi, tentu selaku warga kami senang dan harus didukung. Kendala kami para petani selama ini sudah terpecahkan. Mudahan wacana baik ini dapat segera terwujud,” ungkapnya. (Hend)