Peran POLRI Untuk Negeri, Aipda Isma Sang Vaksinator

Aipda Isma, anggota Polres Lampung Utara saat melakukan vaksinasi Covid-19. Foto : Lutfan

Kotabumi, Warta9.com – Bukan hanya sekedar kata ‘kewajiban’ dalam melaksanakan tugas dari pimpinan. Namun ada semangat rasa kemanusiaan, tolong-menolong, serta harapan untuk dapat melihat masyarakat kembali hidup normal. Terbebas dari pandemi Covid-19 yang menghambat segala aktivitas kehidupan.

Itulah yang selalu tertanam dalam benak Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Ismawati atau akrab disapa Isma. Anggota Polres Lampung Utara yang kini bertugas sebagai vaksinator. Vaksinator merupakan seseorang yang bertugas menyuntik vaksin pada lengan orang lain.

Bacaan Lainnya

Sebelum masuk ke kepolisian ditahun 2002 lalu, wanita kelahiran Padang Pariaman 17 Januari 1984 ini sempat mengenyam pendidikan keperawatan. Itulah yang menjadi modal utama dirinya sebagai tenaga kesehatan di Polres Lampung Utara sekaligus sebagai vaksinator.

Ada beberapa tahap atau pelatihan yang harus diikuti setelah ditunjuk sebagai vaksinator. Mulai dari tindakan injeksi, sampai tahapan akhirnya.

Keseharian Isma kini kerap berjibaku dengan vaksin yang disuntikkan kepada masyarakat di Kabupaten Lampung Utara. Tak ada kata letih bagi Isma dalam menjalani tugas ini. Memang tak dapat dipungkiri, Polri sebagai salah satu lembaga yang ‘all out’ membantu pemerintah dalam memerangi virus tersebut, tanpa terkecuali di kabupaten yang bertajuk Ragam Tunas Lampung tersebut.

“Sampai saat ini, saya bersama tim tidak pernah merasa lelah. Sama sekali tidak. Karena vaksin sifatnya preventif, itu mencegah. Dan saya disini justru bahagia dan senang menjadi vaksinator bagi warga Lampung Utara,” ujar Isma disela-sela kegiatan vaksinasi massal di Terminal Induk Desa Bandar Kagungan Raya, Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara, beberapa waktu lalu.

Mendengar ceritanya selama menjalankan vaksinasi, semangat itu terus membara karena masyarakat cukup kooperatif dan memiliki antusias tinggi untuk bisa melakukan suntik vaksin. Baik itu yang berada di perkotaan ataupun di pelosok desa.

Memang terkadang pengalaman unik kerap menghampiri saat dirinya melakukan vaksin. Sebagian besar dari pengalaman itu, yakni bertemu dengan warga yang takut jarum suntik.“Ada yang takut untuk disuntik. Ya terpaksa disugesti kalau disuntik itu nggak sakit, karena memang nggak sakit. Dan mereka diberi pemahaman, bahwa vaksin penting guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tandas wanita yang kerap mendapat penghargaan dibidang kesehatan ini.

“Pernah waktu itu, saya dan tim pulang jam 12.00 malam karena lokasinya jauh di pelosok desa. Dan dalam sehari itu kami memvaksin 500 warga,” kata dia lagi.

Isma juga menceritakan, dirinya bersama beberapa orang sempat menjadi perwakilan dari Polda Lampung untuk membantu tenaga kesehatan yang bertugas di Wisma Atlet, tempat dimana para pasien Covid-19 menjalani perawatan. Disana banyak pengalaman dan ilmu yang dia dapatkan.

Meski harus rela meninggalkan buah hatinya saat sedang bertugas, dan saat kembali rasa khawatir akan adanya virus yang melekat ditubuhnya sewaktu waktu dapat menyerang sang anak. Namun, lagi-lagi dia hempaskan rasa kekhawatiran itu. Isma yakin jika Allah SWT selalu memberikan perlindungan kepada dia dan keluarganya.

Menurut Polwan cantik ini, meski senang bisa mengabdikan diri untuk negeri dalam membantu melindungi masyarakat dari Covid-19, ternyata ada tanggung jawab besar yang menjadi tantangan bagi seorang vaksinator.

Tanggung jawab itu yakni mencegah terjadinya kesalahpahaman mengenai vaksin yang diberikan pada masyarakat. Ini lantaran banyaknya Hoaks yang menyatakan seseorang meninggal dunia akibat efek usai divaksin.

Salah satu langkah yang dilakukan, adalah memberikan pemahaman jika adanya kematian akibat vaksinasi, itu disebabkan oleh penyakit bawaan yang diidap oleh seseorang. Bukan dikarenakan suatu kandungan yang ada dalam jenis vaksin tertentu.

“Jika pun ada efek yang ditimbulkan setelah vaksinasi, sebenarnya hanya berupa demam, nyeri dan mengantuk saja. Jika ada gejala seperti bengkak dan kemerahan, kami akan segera memberikan obat dibarengi dengan edukasi gejala ikutan pasca vaksinasi tersebut,” terang wanita yang kini telah memilki dua anak tersebut.

Isma berharap, masyarakat tidak perlu khawatir atau takut untuk divaksin. Sebab, vaksin merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh, agar dapat menjadi perisai penyebaran Covid-19.

“Saya berharap masyarakat untuk sama-sama mendukung program pemerintah dengan melaksanakan vaksinasi Covid-19. Semoga kita dapat bisa kembali dalam kehidupan yang benar-benar normal seperti dulu,” urainya.

“Ketika kita menolong orang lain, sebenarnya kita sedang menolong diri kita sendiri. Percayalah, tuhan akan membalas kebaikan kita dengan yang lebih indah,” tutup Isma.

Kapolres Lampung Utara, AKBP Kurniawan Ismail, mengapresiasi tugas yang dilakukan anggotanya, terutama mereka yang bertugas sebagai vaksinator.

Dirinya berharap, agar personil Polres Lampung Utara terus berupaya memaksimalkan peran Polri dalam pemulihan pasca pandemi. “Saya sangat mengapresiasi kinerja yang dilakukan beliau (Isma,red) sebagai vaksinator. Mudah-mudahan apa yang telah dilakukan, dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Kurniawan Ismail.

Berdasarkan data yang diperoleh, untuk persentase vaksinasi di Kabupaten Lampung Utara sudah mencapai 100 persen, baik untuk vaksin dosis pertama maupun kedua. Untuk vaksin ketiga, terus diupayakan percepatan vaksin hingga lebih dari 70 persen dari jumlah penduduk yang ada. (Lutfan)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.