Peringahri HSN, PCNU Kabupaten Malang Gelar Lomba Pidato Kebangsaan

Malang, Warta9.com – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2019, PCNU Kabupaten Malang menggelar ‘Lomba Pidato Kebangsaan’, di Ponpes Al Fuqoha Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang Minggu, 20 Oktober 2019.

Kegiatan yang diikuti 37 orang peserta itu rencananya hadiah akan dibagikan pada 22 Oktober 2019 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen – Malang, memperebutkan Piala Kapolres Malang.

Ustadz Ulul Bashoir Pengurus Ponpes Al Foquha menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung yang peduli dan mendukung terselenggaranya acara tersebut, sebagai wujud peduli kepada generasi muda untuk selalu mengingat penggiat pejuang dan para guru dalam meraih merah putih.

Sementara KH. Fadhol Hijah Rois Suriah PCNU Malang juga mengungkapkan ucapan yang sama kepada Aswaja Center Malang dan Kapolres yang telah ikut andil mengadakan acara tersebut.

“Aswaja Center yang sudah menjadi ahli sunna waljamaah merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama yang ikut berjuang dalam membangun negeri ini, dan tentunya ini menjadi modal utama kita sebagai warga NU untuk terus bersama -sama berjuang menjaga kebhinekaan dalam berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut Waka Polres Malang Kompol Anggun Deddy menyampaikan permohonan maaf tidak bisa hadirnya Kapolres karena ada kegiatan di Kapolda Jatim.

“Indonesia Negara besar yang sangat majemuk dengan keaneka ragaman suku dan bahasa didalamnya. Tentunya ini menjadi hal penting bagi kita semua untuk menjaganya dalam bingkai kebhinekaan,” ungkap Wakapolres.

“Terkait dengan maraknya aksi teror akhir – akhir ini bagaimana caranya kita menangkal terorisme dan paham radikalisme ini tentunya harus dengan kewaspadaan diri setiap orang dan mewajibkan setiap tamu atau orang baru yang ada di daerahnya melapor kepihak Desa setempat,” jelasnya lagi.

Kejadian yang menimpa Menkopolhukam merupakan cara modus baru teroris dalam melakukan aksinya. “Ini harus diwaspadai terutama setiap ada orang baru yang mencurigakan dan harus dilaporkan kepada pihak aparat setempat,” imbuhnya.

Di tempat yang sama Ngaji Kebangsaan Gus Hanim Hudori Direktur Aswaja Center Malang menjelaskan, Ngaji kebangsaan itu artinya mempelajari ilmu dari ulama, dan mengambil Bab kebangsaan ini yang disebut perpaduan dan keseimbangan antara pelajaran agama dan Kebangsaan.

“Ajaran islam tidak mengajarkan kekerasan dan paham radikal dalam menjalankan agamanya. Maka jika ada orang diluar sana selalu menganut paham kekerasan maka itu bukan orang islam yang sesungguhnya,” paparnya. (W9-SO)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.