Pertemuan di Bali Ricuh, MRP Diminta Lepas Baju Dinas dan Pin Didada

Denpasar, Warta9.com – Suasana tegang mewarnai pertemuan Majelis Rakyat Papua dan Afirmasi Pendidikan Menengah Papua dan Papua Barat dilakukan di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, Rabu (28/8).

Melibatkan seluruh pelajar SMA/SMK se-Bali, stuasi berubah saat beberapa orang mahasiswa Papua yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa, Pelajar dan Masyarakat Papua (IMMAPA Bali) datang ke lokasi kegiatan.

Mereka keberatan dengan pertemuan yang dilakukan oleh Majelis Rakyat Papua (MRP) terlebih dilaksanakan di tempat di intansi pemerintahan dan cenderung politis. “Tolong kasihan adik-adik ini (pelajar SMA/SMK asal papua), jangan libatkan mereka untuk urusan seperti ini,” beber salah seorang mahasiswa.

Mendapat protes Koordinator afirmasi pendidikan menengah Papua dan Papua Barat Made Darwis Wibawa langsung  emosi, dikatakan bahwa langkah yang dilakukan untuk mengagendakan pertemuan dengan MRP dan seluruh pelajar SMK/SMA asal Papua se-Bali merupakan langkah tepat.

Adu mulutpun kian membabi, hingga akhirnya petugas keamanan yang berjaga datang memaksa para mahasiswa Papua itu keluar dari ruangan. Setelah keluar dari ruangan beberapa perwakilan dari Majelis Rakyat Papua (MRP) menemui mereka. Tapi sayang, niat baik MPR untuk melakukan mediasi ditolak mahasiswa Papua.

“Kalau kalian ingin bertemu dengan kami, lepas baju dinas dan pin garuda di dada kalian. Jangan datang sebagai pegawai dinas, tapi datang sebagai ibu dari Papua yang sedang melindungi anak-anaknya,” cetus seorang mahasiswa.

Ditemui usai acara Darwis, mengaku terpancing emosi dengan situasi yang terjadi. ” Maksud tujuan mereka datang kesini kami tidak tahu. Tiba-tiba masuk dan membuat suasana tidak baik, sehingga kami terpancing emosi dengan situasi tadi,” ungkapnya.

Tujuan mengumpulkan pelajar SMA/SMK asal Papua se-Bali hanya untuk mempertemukan mereka (pelajar) dengan Majelis Rakyat Papua yang sedang melakukan kunjungan khusus ke Bali.

“Jangan kemudian berfikir apa yang kami lakukan ada unsur politik, tujuannya hanya untuk mendidik mereka menjadi anak-anak yang baik,” tandasnya.(W9-soni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.