Prediksi 5 Lima Lembaga, Covid – 19 Mereda Akhir Mei – Juni 2020

Jakarta, Warta9.com – Korban berjatuhan karena virus Corona (Covid-19) di Indonesia semakin banyak. Beberapa lembaga di Indonesia mulai memprediksi kapan penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia akan berakhir. Hasilnya, jika pemerintah aktif melakukan intervensi maka pandemi ini dapat berakhir paling cepat akhir Mei dan Juni 2020.

Penelitian dilakukan sejumlah perguruan tinggi hingga Badan Intelijen Negara (BIN). Meski demikian, prediksi berakhirnya corona tergantung dua hal yakni campur tangan pemerintah serta kedisiplinan masyarakat.

Beberapa lembaga menyiapkan sejumlah skenario mulai dari yang ringan (Ada campur tangan pemerintah) sampai berat (tak ada intervensi pemerintah). Berikut prediksi lima lembaga tersebut:

1. Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi ITB (PPMS ITB)
Peneliti ITB Nuning Nuraini dan dua rekannya pada pertengahan Maret lalu memperkirakan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada pertengahan April 2020. Mereka menggunakan model penyebaran wabah yang terjadi di Korea Selatan dengan kurva Richard untuk simulasi di Indonesia.

Adapun, jumlah kasus corona di Indonesia diperkirakan dapat mencapai lebih dari 8 ribu dengan kasus baru terbesar diprediksi sekitar 600 kasus. Namun belakangan mereka menggeser akhir corona di RI hingga lebaran atau akhir Mei dengan alasan penyesuaian jumlah pasien hingga akhir Maret.

2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI)
Mereka memprediksi hampir 2,5 juta orang di Indonesia terjangkit virus corona pada hari ke-77 penyebaran jika pemerintah tak melakukan intervensi secara serius. Selain itu, sebanyak 240.244 pasien diperkirakan bakal meninggal dunia akibat corona di dalam negeri.

Namun dengan intervensi serius pemerintah, jumlah kasus diperkirakan sekitar 600 ribu jiwa pada hari ke-98 dengan angka kematian mencapai 11.898 orang pada hari ke-100. Jumlah kasus baru tertinggi sekitar 70 ribu orang pada hari ke-80.

Tim FKM UI menggunakan asumsi bahwa setiap satu kasus positif corona dapat menginfeksi setidaknya dua orang lainnya dengan penggandaan kasus selang empat hari. Mereka juga menggunakan patokan awal penyebaran corona di Indonesia pada pekan pertama Februari 2020. Ini lantaran mereka menemukan data adanya peningkatan kasus pneumonia dan gejala mirip corona pada awal bulan lalu.

3. Alumni Departemen Matematika UI
Empat alumni Matematika UI juga membuat pemodelan menyebarnya Covid-19 di Indonesia. Basisnya adalah penelitian yang dilakukan beberapa ilmuwan di Wuhan, Tiongkok.

Mereka memprediksi tanpa penanganan pemerintah, penyebaran Covid-19 baru usai akhir Agustus atau awal September dengan ratusan ribu kasus. Puncak pandemi diramal terjadi tanggal 4 Juni yakni 11.318 kasus baru.

Sedangkan dengan skenario tiga yakni kebijakan tegas (strict intervention), virus corona di Indonesia paling cepat akan berakhir pada akhir Mei hingga awal Juni 2020. Untuk jumlah kasus positifnya diprediksi mencapai 17 ribu orang.

4. Universitas Gadjah Mada (UGM)
Pakar statistik dan alumni Fakultas MIPA UGM memprediksi serangan virus ini akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei. Sedangkan jumlah kasus terbanyak diprediksi mencapai 6.174 kasus.

Penelitian ini dilakuan Guru Besar Statistika UGM, Prof.Dr.rer.nat Dedi Rosadi,S.Si., M.Sc dengan model probabilistik yang berdasar pada data nyata atau probabilistik (PPDM).

Namun model ini hanya mengasumsikan intervensi ketat yang dilakukan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat yang mulai tumbuh sejak minggu ketiga Maret. Sedangkan suhu udara, jumlah populasi, dan kepadatan penduduk dianggap tak berpengaruh signifikan.2

5. Badan Intelijen Negara (BIN)
BIN meramal kasus positif corona mencapai puncak pada akhir Juli dengan jumlah kasus positif 106.287 orang. Hal ini dikatakan oleh Kepala Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo saat rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis (2/4) kemarin.

Doni menyampaikan skenario yang dihitung oleh BIN cukup akurat lantaran mereka sempat meramal kasus Covid-19 akhir Maret 1.577 orang. Angka ini cukup dekat dengan realisasi 1.528 kasus per 31 Maret lalu. Namun mantan Danjen Kopassus itu mengatakan ramalan durasi corona dari BIN bisa meleset jika mitigasi dilakukan. Karena itu kata Doni, dibutuhkan semua pihak untuk mencegah Covid-19, agar cepat reda. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.