Proyek Sandaran Disorot, PPK Alergi Konfirmasi 

Jembrana, Warta9.com – Pengerjaan proyek pemeliharaan jaringan berupa perbaikan persungaian tukad yeh Sumbul di Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana disorot.

Masyarakat setempat menilai pengerjaan proyek yang dikerjakan oleh rekanan CV Rimba Konstruksi tersebut asal jadi. Sebab, batu cor yang baru dipasang sudah banyak retak, hingga menimbulkan pertanyaan kualitas mutu bahan digunakan.

Salah seorang tokoh desa setempat, berinisial DA menyebutkan, banyak kejanggalan dalam proyek itu, selain kualitas bahan yang digunakan buruk, pengerjaannya dinilai asal-asalan. Terlebih lagi dalam papan informasi tidak dicantumkan jumlah volume yang akan dikerjakan.

“Kami sebagai masyarakat berhak tahu berapa panjang perbaikan yang akan dikerjakan, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan besar,” ungkapnya.

Pantauan di lokasi pekan lalu, benar saja bila proyek ini disorot masyarakat. Selain melibatkan pekerja yang jumlahnya tidak genap dari lima orang termasuk seorang pengawas, pasangan yang retak hanya disulam menggunakan acian semen dibagian permukaan saja.

Dari papan informasi terbaca, proyek tersebut milik Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Bali-Penida, dimana sumberdananya dari APBN tahun anggaran 2019 sebesar Rp 908 miliar. Juga dipapan itu, tertuang tanggal kontrak 2 September 2019 dengan waktu pelaksanaan 120 hari dan pemeliharaan 365 hari kalender.

Ditemui di lokasi proyek Joko (27) seorang pengawas kegiatan mengaku, keretakan pada dinding batu cor karena pasangan masih baru, namun sebagian sudah diperbaiki. Terhadap jumlah pekerja yang dilibatkan, masih pulang kampung untuk mengikuti kegiatan agama. Ketika disinggung volume proyek, Joko menjawab kurang paham.

“Apa yang kami kerjakan atas perintah. Untuk batu cor yang sedang kami dikerjakan saat ini pajangnya 10,9 meter. Nanti sambungannya yang 50 meter akan menggunakan bronjong. Selebihnya belum tahu,” ungkapnya.

Untuk diketahui, pengerjaan proyek yang bersumber dana dari pemerintah ini, terkesan tidak dilakukan secara terbuka sehingga banyak masyarakat merasa kesulitan untuk turut melakukan pengawasan di lapangan. Karena itu, banyak meminta pemerintah terlebih dinas terkait agar lebih melakukan pengawasan dan menindak oknum nakal yang bermain dalam proyek karena terindiksi merugikan keuangan negara.

Sementara itu, Suyasa OP III, BWS Bali-Penida ketika dihubungi melalui sambungan telponnya seperti alergi, dan mengatakan jika pelaksanaan proyek masih dalam pengerjaan, bila benar terjadi seperti yang disampaikan, pihaknya akan segera meluncur untuk melihat dan memastikan kondisi di lapangan.

“Kok sedikit-dikit wartawan, coba kirim potonya. Nanti tim saya akan turun kroscek ke sana,” alerginya mengakhiri. (W9-soni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.