Pujawali Pura Dangkahyangan Rambutsiwi Diawali Pecaruan Pamehayu Segara

Jembrana, Warta9.com – Berbagai persiapan telah dilakukan oleh pihak Pangempon dan para Pemangku dalam rangka pelaksanaan persembahyangan bersama (Pujawali) di Pura Dangkahyangan Rambutsiwi.

I Gusti Made Sedana selaku pelaksana harian Ketua Pengempon Pura Dangkahyangan Rambutsiwi menjelaskan, seperti biasa dimana Pujawali di Pura Dangkahyangan Rambutsiwi digelar setiap 6 bulan sekali selama lima hari yakni di mulai sejak hari Rabu pancawara Umanis hingga Minggu pancawara Kliwon wuku Perangbakat, yang mana untuk Pujawali sekarang tepatnya akan digelar sejak tanggal 27 sampai dengan 31 Maret tahun ini.

Namun menjelang pelaksanaan Pujawali, berbagai persiapan telah dilakukan diantaranya dimulai dari rapat pihak Pangempon dan Pekandel untuk membentuk Panitia Pujawali. Setelah itu, Panitia Pujawali selanjutnya akan menyiapkan segala sesuatunya termasuk menyusun rangkaian (dudonan) Pujawali, diawali dari Matur Piuning (ritual permakluman) dilanjukan Nunas Tirtha di beberapa Pura Kahyangan Jagad yang ada di Bali

Termasuk nunas Tirtha di Segara (Laut) Rambutsiwi bersamaan dengan melaksanakan ritual Pecaruan Pamehayu Segara yakni ngaturang Pakelem berupa ayam dan bebek warna Hitam sebagai ritual kurban kepada Dewa Wisnu dan Dewa Baruna selaku Dewa penguasa lautan. Di pimpin Jro Mangku Waniya dan Jro Mangku Suardana selaku Pemangku Lingsir dan Pemangku Anom Pura Tirtha Lan Segara Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi.

“Saat ngaturang pakelem, selalu ditandai datangnya ombak besar secara tiba-tiba, seakan samudera tahu dan telah merestui ritual Pecaruan Pamehayu Segara yang dilakukan,” terang Jro Mangku Suardana, Minggu 24 Maret 2019.

Setelah semua Tirtha dari beberapa Pura Kahyangan Jagad terkumpul, kemudian Tirtha di semayamkan di Pura Taman Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi, dan sehari menjelang pembukaan Pujawali, Selasa pancawara Kliwon atau Anggarkasih Perangbakat (26/3) akan digunakan sebagai pesucian Ida Bhatara Sesuhunan sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa yang distanakan di Pura Dangkahyangan Rambutsiwi.

Pancawara Umanis wuku Perangbakat (27/3) barulah dilaksanakan ritual puncak Pujawali yang akan dipimpin beberapa Sulinggih (Pendeta) untuk selanjutnya Pancawara Kliwon wuku Perangbakat (31/3) akan digelar persembahyangan bersama dipimpin para Pemangku dari masing-masing Perahyangan yang ada di Pura Dangkahyangan Rambutsiwi, diakhiri ritual Penyineban Pujawali diiringi pementasan tarian Tupeng Sidhakarya dan Pependetan tepat pukul 00.00 Wita.

Di kawasan Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi terdapat sembilan Perahyangan dan persembahyangan diawali dari Pura Pesanggrahan yang terletak di sebelah Selatan pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk di Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Selanjutnya di Pura Taman, kemudian di Pura Penataran, Pura Goa Dasar, Pura Tirtha lan Segara, Pura Pasimpangan Melanting, Pura Pasimpangan Gading Wani, Pura Pasimpangan Dalem Ped dan terakhir di Pura Luhur.

“Pura Dangkahyangan Rambutsiwi adalah salah satu Pura Kahyangan Jagad di Bali, sehingga umat yang melakukan persembahyangan bukan saja umat yang ada di Bali melainkan seluruh umat Hindu yang ada. Prosesi penyelenggaraan Pujawali tetap dilakukan secara sederhana di tingkat Madya dengan upakara Banten Pulagembal, kecuali jatuhnya Pujawali bertepatan dengan hari bulan Purnama baru akan dilaksanakan Pujawali di tingkat Utama,” jelas I Gusti Made Sedana. (W9-agus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.