Rektor Universitas Teknokrat Memandu Diskusi Konferensi FRI yang Dibuka Presiden Jokowi

Presiden Jokowi membuka Konferensi FRI 2021. Sementara Rektor Universitas Teknokrat Indonesia memandu jalannya diskusi secara virtual. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) secara virtual, Selasa (27/7/2021).

Konferensi FRI : Konvensi Kampus XVII dan Temu Tahunan XXIII Forum Rektor Indonesia 2021 dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan sejumlah Menteri.

Menteri yang tampil dalam diskusi FRI yaitu; Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Bahlil Lahdalia, S.E., M.Si. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI, Menteri Badan Usaha Milik Negara RI Erick Thohir, B.A., M.B.A, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim,
B.A., M.B.A, dan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Ir. Panut Mulyono, M.Eng.

Sesi diskusi akan dipandu oleh Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE., MBA, Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, juga Wakil Ketua FRI.

Sambutan diawali oleh Ketua penyelenggara juga tuan rumah Rektor UGM Prof. Panut Mulyono. Kemudian Ketua FRI juga Rektor IPB Prof Dr. Arif Satria.

Presiden mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran berharga dan memaksa untuk mengembangkan cara-cara baru, membangun norma-norma baru, membangun standar kebaikan dan kepantasan yang baru.

Jokowi juga menyampaikan, bahwa mahasiswa bisa belajar dari mana saja dan siapa saja. Mahasiswa harus diapdate untuk masa sekarang dan yang akan datang.

Rangkaian disrupsi yang disebabkan revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak pengetahuan dan keterampilan menjadi usang atau tidak relevan lagi.

Di saat yang bersamaan, lanjut Presiden banyak pengetahuan baru yang dikembangkan lembaga peneliti dan praktisi yang bermunculan. Demikian halnya dengan bidang pekerjaan baru yang banyak bermunculan. 

Oleh karena itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar lembaga pendidikan tinggi dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Jangan sampai pengetahuan dan keterampilan mahasiswa itu justru tidak menyongsong masa depan. Pengetahuan dan keterampilan yang hebat di masa kini bisa jadi sudah tidak dibutuhkan lagi dalam lima tahun atau sepuluh tahun ke depan. Mahasiswa harus disiapkan [untuk] menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya,” tegas Presiden.

Sementara itu, menurut Prof Panut Mulyono diskusi diikuti sekitar 450 peserta terdiri para Rektor perguruan tinggi negeri dan swasta, Kepala LLDikti dan Duta Besar Indonesia untuk negara sahabat. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.