Reses di Tulangbawang, Hanan Rozak Tawarkan Solusi Menaikkan Harga Singkong, Petani Cuma Terima Rp400/Kg

Anggota DPR RI Hanan A Rozak saat reses di Kabupaten Tulangbawang. (foto : ist)

Tulangbawang, Warta9.com – Petani singkong di Lampung banyak yang menjerit karena harga turun. Harga singkong di Kabupaten Tulangbawang rata-rata Rp700 per kilogram, dengan potongan atau refraksi sebesar 25 persen. Sehingga, harga singkong yang diterima petani sejatinya hanya Rp400 per kilogram.

Keluhan rendahnya harga singkong disampaikan masyarakat kepada anggota Komisi II DPR RI Ir. H. Hanan A. Rozak, MS, saat kunjungan kerja Reses Perorangan ke Kabupaten Tulang Bawang, Rabu (24/02/2021).

Menanggapi keluhan anjloknya harga singkong tersebut, Hanan Rozak anggota Fraksi Golkar ini mengatakan, jika saat ini memang harga singkong di Tulangbawang dalam keadaan rendah. Namun, menurutnya rendahnya harga singkong tersebut bukan saja terjadi di Tulangbawang akan tetapi terjadi juga di beberapa wilayah di Provinsi Lampung, dan menjadi keluhan para petani singkong.

“Tetapi perlu diketahui jika masalah turunnya harga singkong ini menjadi urusan antara para petani singkong dan pabrik, dengan kata lain yakni antara penjual dan pembeli. Sebab, saat ini yang jual singkong membludak atau ratusan sedangkan yang beli singkongnya hanya sedikit,” kata Hanan.

Menurut Hanan, juga mantan Bupati Tulangbawang ini, dampak dari banyaknya penjual singkong menyebabkan kelebihan penawaran, sehingga harganya menjadi turun seperti saat ini. Selain itu, potongan atau refraksi oleh pembeli sebesar 25 persen sangat memberatkan petani.

“Jadi wajar saja kalau petani singkong menjerit dan mengeluh karena dari hasil cek saya di lapangan salah satunya di Rawa Pitu dari satu hektar petani hanya membawa uang sebesar Rp3 juta saja. Itu belum pupuk dan biaya lainnya jadi sudah jelas rugi besar para petani singkong kita saat ini,” terang Hanan.

Untuk mengatasi anjloknya harga singkong tersebut, Hanan Rozak menawarkan solusi alternatif kepada petani. Hanan mengajak para petani singkong di seluruh Provinsi Lampung untuk bersama-sama meluncurkan terobosan baru untuk mengatasi masalah turunnya harga singkong tersebut, dengan cara gerakan serentak menanam singkong separuh dari masing-masing lahan yang ada di petani.

“Jadi kita tanam separuh lahan saja mulai saat ini, sedangkan sisanya yang separuh lahan kita ganti tanaman menjadi jagung atau kedelai sehingga para petani masih bisa mendapat keuntungan dari hasil panen nantinya,” jelas Hanan juga Ketua KTNA Provinsi Lampung ini.

Dengan demikian Hanan menambahkan, apabila hal tersebut dilakukan oleh seluruh petani singkong, maka ke depan bukan lagi para petani singkong yang mencari pembeli akan tetapi para pembeli seperti pabrik akan mencari para penjual singkong, sehingga dengan sendirinya harga singkong akan naik dengan tinggi.

“Jadi enggak perlu demo-demo enggak ada gunanya, itu kalau saran saya, sebab tidak akan menaikkan harga singkong. Cukup kita kurangi produksi singkong kita, sehingga ke depan para pabrik akan kekurangan dan mencari singkong disitulah hukum tawar menawar akan terjadi dan petani singkong bisa menawarkan singkongnya dengan harga tinggi dan pabrik mau tidak mau akan membeli singkong walaupun harganya mahal,” pungkasnya. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.