Riset di Dalhousie University Canada, Dosen Universitas Teknokrat Lia Febria Angkat Tema Food Waste

 

Dosen Universitas Teknokrat Indonesia Lia Febria Lina, mendapat beasiswa dari Canada-ASEAN sedang melakukan riset di Dalhousie University Canada. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.com – Dosen Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Lia Febria Lina, SE, M.Sc mendapat beasiswa dari Canada-ASEAN Scholarships & Educational Exchanges for Development (SEED) untuk mengikuti join research di Dalhousie University Canada selama satu semester. Dalhousie berada di Kota Halifax, Kanada.

Lia kini sedang menjalani studi pada program S3 Ilmu Manajemen dengan konsentrasi pemasaran pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya.

Canada-ASEAN Scholarships and Educational Exchanges for Development (SEED) bertujuan memberikan peluang bagi mahasiswa dari negara-negara anggota ASEAN untuk melakukan studi atau penelitian jangka pendek di universitas yang ada di Kanada.

Program Beasiswa dan Pertukaran Pendidikan Kanada-ASEAN adalah Program Pertukaran Jangka Pendek di bawah Global Affairs Canada’s International Scholarships Program.

Lia sedang melakukan penelitian dengan judul “Understanding Food Waste Behavior of University Students: Across Country Study”.

Ia melakukan penelitian pada perilaku konsumen yang berfokus pada perilaku food waste.

Penelitian ini masuk dalam ilmu multidisiplin yang relatif baru yang mengintegrasikan elemen ekonomi, sosiologi, psikologi, antropologi, dan domain ilmiah lainnya.

Kepada tim Humas UTI, Lia menjelaskan, food waste adalah masalah global yang merugikan masyarakat, ekonomi, dan lingkungan.

Tradisi dan budaya sangat penting untuk produksi pertanian dan makanan karena mereka membantu dalam transmisi identitas, norma, nilai, dan kebiasaan dari waktu ke waktu.

Sehingga, kata dia, memahami kebiasaan konsumen di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan negara-negara industri seperti Kanada sangat dibutuhkan.

Jika melihat data yang ada, menurut informasi dari Badan Pusat Statistik Indonesia (2023), ada 25,9 juta orang yang hidup dalam kemiskinan.

Selain itu, Indonesia menempati peringkat kedua secara global dalam hal limbah makanan. Dua data ini adalah persoalan yang sangat memprihatinkan.

Jika masalah ini dapat dikelola dengan baik, ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemiskinan. Penelitian ini berkontribusi pada literatur, praktik lingkungan, dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS) di bidang konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab nomor 12.

Rektor UTI Dr. HM Nasrullah Yusuf, SE, MBA sangat mengapresiasi Lia Febria yang sedang melakukan riset di luar negeri. Ia berharap hasil riset bisa meningkatkan edukasi untuk manusia tentang limbah makanan. (W9-jm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.