Sama-sama Profesor, Suami Istri Ini Nyalon Rektor UIN Raden Fatah

Palembang, Warta9.com – Jarang terjadi suami istri mencapai puncak karir akademik guru besar atau profesor. Hebatnya lagi suami istri nyalon Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang 2020-2025.

Suami istri yang menjadi kandidat Rektor UIN Raden Fattah yaitu, Prof Dr. Muhajirin dan Prof Dr. Maya Panorama.Keduanya telah lolos bersama empat kandidat lainnya.

Dikutip dari Gatra.com, Maya mengakui keinginan menjadi rektor bukanlah cita-cita yang diinginkannya sejak dahulu, namun beranjak dari sebuah niat ingin berkontribusi lebih banyak pada universitas. “Sebetulnya untuk pencalonan rektor ini tidak bisa dikatakan sebagai cita-cita kami. Hal ini, karena kami ingin mengabdikan diri usai pencapaian profesor, dan tidak ada lagi yang kami kejar setelahnya. Ini menjadi momentum bagi kami untuk lebih dan lebih lagi berkontribusi kepada universitas,” ungkapnya, Rabu (5/2/2020).

Keinginan terbesar ialah menjadikan kampus menjadi lebih mandiri terlebih bagi mahasiswanya, melalui terwujudnya class university yang dinilai tidak hanya melalui sarana dan prasarana. “Saya ingin, mahasiswanya diberi kemandirian juga memiliki potens. Saya juga ingin membangun program enterprenuer di kampus,” terang Maya.

Mengenai akreditasi universitas, Maya yang merupakan guru besar bidang studi ilmu ekonomi pembangunan mengatakan diperlukan peningkatan dan pembinaan terutama pada produksi jurnal. “Saya sempat menjadi ketua LPM, guna menyiapkan akreditasi. Kita perlu memperhatikan tata kelola yang lebih baik. Universitas sudah banyak jurnal, tinggal pembinaan, terlebih untuk jurnal internasional,” ungkapnya.

Adapun, empat calon rektor lainnya, yakni Prof Abdullah, Prof Izzomidin, Prof M Sirozi, dan Prof Nyayu Khodijah.

Sementara sang suami, Prof. Muhajirin mengungkapnya harapan serupa. Ia menginginkan jika universitas menjadi rumah kedua para civitas guna menumbuhkan kesadaran membangun kampus. Universitas hendaknya menjadi kampus yang terus mengalami peningkatan mutu. “UIN ini tidak bisa lagi kita bawa berjalan, namun perlu berlari dan melompat,” katanya.

Meski maju bersamaan dengan sang istri, Muhajirin mengakui tidak merasa takut untuk bersaing, sebab persaingan bukan pada siapa yag menjadi rektor, namun berawal dari sebuah niat guna membangun generasi muda dan kampus. “Kami sama-sama ingin membawa kampus UIN menjadi lebih maju,” kata Prof Muhajirin. (W9-jam)

banner 300250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.