Satu Lagi Wahana Edukasi Dan Konservasi Diresmikan di Denpasar

Denpasar, Warta9.com – Bali Exotic Marine Park merupakan taman konservasi pelestarian satwa yaitu mamalia laut lumba-lumba.

Berawal dari kurangnya informasi serta pengetahuan masyarakat mengenai mamalia laut yang masih jauh dari kata kurang, diharapkan hadirnya Bali Exotic Marine Park ini mampu mengedukasi publik mengenai mamalia laut.

Taman konservasi yang berisi kolam interaksi seluas 748 M2 dengan kedalaman 3 meter. Dengan ukuran tersebut, kolam interaksi ini merupakan kolam terbesar di Indonesia.

Hari ini Kamis (19/09/2019) Bali Exotic Marine Park diresmikan dan dibuka oleh Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Ir. Wiratno., MSc.

“Saya kira adanya Bali Eksotic Marine Park ini bagus sebagai ikon baru di Bali. Karena mereka akan terhibur dengan adanya lumba-lumba, selain sebagai konservasi, wahana ini juga berguna sebagai edukasi bagi masyarakat,” katanya kepada media warta9.com.

Bali Eksotik Marine Park juga mempersiapkan fasilitas dan prasarana berupa kolam karantina, ruang laboratorium dan penyimpanan pakan, serta dua kolam holding.

Peresmian kawasan konservasi dan edukasi Bali Exotic Marine Park dihadiri juga oleh Dirjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Walikota Denpasar yang diwakili Kadis DLHK Denpasar, Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE, Direktur KKH, Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial, Kepala Balai Besar KSDA Riau, Ketua Umum Aliansi Indonesia DPP yang diwakili oleh Staff Ahli Khusus Ferry Aries Suranta, Dirut PT. Wersut Seguni Indonesia, Rektor dan Dekan FKH Udayana, Kepala BKSDA Jawa Tengah, Kepala KSDA Bali, serta Kadis Pariwisata.

“Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah setempat, masyarakat adat, rekanan dan instansi lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan, sehingga terbentuknya Bali Exotic Marine Park,” urai Ida Bagus Agastya, Direktur Utama Bali Exotic Marine Park.

Membangun suatu lembaga konservasi yang bisa dijadikan bukti nyata dari kaedah ekologi, edukasi dan ekonomi sesuai dengan kultur sosial budaya masyarakat setempat.

“Ini adalah opsi pengabdian yang kami pilih. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami segenap management BEMP tidak akan henti-hentinya memohon dan meminta arahan, bimbingan, dukungan serta Do’a restu,” imbuhnya diakhir sampaianya. (W9-totok)

Pos terkait