Bandarlampung, Warta9.com – Sejak beredarnya foto bugil bersama wanita di media sosial (Medsos), Ketua Komisi II DPRD Kota Bandarlampung dari Partai Nasdem Pol Ari, jarang ngantor.
Menurut beberapa anggota Komisi II, sejak beredarnya foto bugil dengan wanita di sebuah kamar kosan Ketua Komisi II DPRD Kota Pol. Ari, jarang mengikuti kegiatan Komisi. Bahkan rapat paripurna tidak kelihatan. “Terakhir, saya melihat dia (Pol. Ari, red), saat paripurna HUT RI. Setelah itu enggak lihat lagi,” ujar anggota Komisi II.
Wartawan Warta9.com yang mencoba mengkonfirmasi pada Selasa(4/9) dan Rabu (5/9/2018), di Komisi II DPRD Bandarlampung Pol. Ari tidak ada di kantor. Di ruangan Komisi hanya ada dua anggota DPRD Sur dan Yus. Sementara Ketua Komisi Pol. Ari dan anggota Dewan lainnya tidak ada di kantor.
Keterangan yang sama dikemukakan oleh staf Komisi II DPRD Bandarlampung. Staf sekretaris komisi membenarkan kalau Ketua Komisi II dalam beberapa hari tidak masuk.
Foto bugil Ketua Komisi II dari Partai Nasdem bersama wanita ini, membuat Dewan gempar setelah beredar di Medsos. Bahkan Pimpinan Dewan pekan lalu membahasnya. Badan Kehormatan (BK) DPRD Bandarlampung langsung mensikapi.
Maka pada Sabtu malam Minggu (1/9/2018), terjadi keributan antara Wakil Walikota Yusuf Kohar dan Ketua DPRD Wiyadi, di cafe Hotel Amelia. Di balik keributan antara wakil walikota dengan Ketua DPRD, rupanya ada pertemuan antara Ketua DPRD Wiyadi dengan Ketua BK Agusman Arief juga dihadiri Ketua Komisi II Pol Ari. Informasinya mereka membahas masalah beredarnya foto bugil dan beredar berita kalau wanita selingkuhan Pol Ari, diduga sudah hamil dan minta pertanggungjawaban.
Terkait beredarnya foto bugil di Medsos, mengundang reaksi dari konstituen dan pendukung Pol. Ari saat Pemilu 2014 lalu.
Salah seorang pendukung Pol Ari dalam Pemilu 2014, Mat, warga Gunungsulah Kecamatan Way Halim mengaku kecewa dengan prilaku anggota DPRD tersebut. Sebab dengan beredarnya foto bugil dengan wanita di medsos mencederai kontituen atau pendukungnya. Karena dia bersama warga lainnya tidak lagi memilih Poltak pada Pemilu 2019. (W9-jam)
