Sejumlah Masjid di Bandarlampung Gelar Shalat Gerhana Bulan

Bandarlampung, Warta9.com – Sebagian masjid di Bandarlampung menggelar Shalat Gerhana Bulan (Shalat Khusuful Qomar), saat terjadi gerhana bulan total, usai Shalat Magrib, Rabu (26/5/2021), malam.

Sejumlah masjid seperti Masjid Miftahul Iman Gunung Sulah, Ponpes Miftahul Anwar dan sejumlah masjid lainnya di Bandarlampung.

Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengamati proses terjadinya blood moon di stasiun Astelco, Rabu pukul 18.00 WIB.

Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera, Hendra Agus Prastyo, mengatakan proses terjadinya peristiwa tahunan ini juga dapat disaksikan oleh masyarakat Lampung.
“Krono bulan total bisa diamati terutama di Lampung ini, kalau cuaca cerah nanti bisa terlihat nampak kemerahan yang dikarenakan faktor atmosfer,” ujarnya.

Untuk di kampus Itera pun proses terjadinya blood moon atau gerhana bulan merah itu juga bisa diamati, dengan menggunakan alam pendukung seperti teleskop.

“Di Itera bisa dilihat proses mulai dari total sampai nanti berakhir. Namun, di Indonesia bagian timur bisa mengamati mulai proses awal ketika bulan mulai tertutupi bayangan bumi sampai selesai. Kami menggunakan dua teleskop, satu kecil dan di atas satu berukuran lebih besar,” kata dia.

Fenomena Gerhaba Bulan terlihat di lokasi wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (26/5). Lembang menjadi tempat pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan Gerhana Bulan yang belum penuh itu merupakan fase kedua menuju gerhana bulan total. Pengamatan itu, dilakukan dengan menggunakan teropong.

Gerhana bulan kali ini spesial karena karena terjadi saat bulan di Perigee (bulan berada di jarak terdekat dengan bumi).

Fenomena ini juga disebut Super Blood Moon. Melansir laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan pada Super Blood Moon kali ini lebar sudutnya akan lebih besar 13,77 persen bila dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (apoge). “Kecerlangannya juga 15,6 persen lebih terang dengan rata-rata dan 29,1 persen lebih terang dibandingkan dengan ketika apoge,” tulis LAPAn seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 26 Mei 2021.

Gerhana bulan total atau Super Blood Moon kali ini juga bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 Suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha. Yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.

“Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada 15 suklapaksa di bulan Waisaka,” jelas LAPAN. (W9-jam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.