Melalui momentum kegiatan lomba mancing, mudah-mudahan dapat berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.
“Lomba mancing ini dapat menjadi media interaksi antara sesama pemancing dan masyarakat, sehingga dapat melahirkan sinergitas yang positif untuk bersama-sama mengenalkan lebih luas lagi potensi wisata mancing ikan yang ada di Sai Bumi Nenggah Nyappur ini,” jelas Anthoni.
Menurutnya, dalam menyongsong hari jadi Kabupaten tahun ini, mari segenap masyarakat untuk senatiasa bersyukur atas potensi kekayaan alam. Salah satu yang paling berpotensi untuk terus dikembangkan bidang perikanan.
“Adanya potensi perikanan yang sangat baik, saya berharap program Gerakan Memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN) dapat kembali berjalan, khususnya bagi anak-anak yang masih dalam masa pertubuhan serta dapat membantu ketahanan pangan nasional serta dapat meningkatkan sektor perekonomian daerah,” sebut dia.
Ia melanjutkan, selain dalam rangka memeriahkan HUT Ke-26 Kabupaten Tulang Bawang, kegiatan wahana tersebut untuk mengedukasi masyarakat dalam memanfaatkan dan melestarikan alam beserta potensi perikanan yang sangat melimpah.
“Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kelestarian habitat ikan di alam liar Sungai Way Tulang Bawang, pengambilan ikan juga harus dengan cara wajar dan ramah lingkungan. Jangan gunakan alat setrum, racun, atau cara illegal fishing lainnya, yang dapat merusak ekosistem dan potensi ikan,” tegasnya.
“Sehingga masyarakat taat aturan, jangan melanggar aturan menangkap ikan, karena bisa terkena sanksi hukuman denda bahkan penjara,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tulang Bawang, Eka Saputra menyampaikan, diusia yang sebentar lagi genap 26 tahun, Pemkab akan terus berbuat yang terbaik untuk masyarakat agar terciptanya Kabupaten Udang Manis sesuai dengan tema HUT tahun ini.
Untuk diketahui, peserta lomba mancing sebanyak 125 peserta dan hadiahnya juara 1, uang tunai Rp 2 juta, juara II Rp1,5 juta, dan juara III Rp 1 juta beserta piala.
“Tak hanya itu, kita senantiasa memperhatikan dampak dalam proses pembagunan daerah, sehingga dapat meminilisasi dampak buruk yang dapat merusak alam dan likungan, seperti habitat ikan-ikan liar,” terang Eka. (W9-Wan)
